Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan "First Jobber" Sebaiknya Memiliki Produk Asuransi?

Kompas.com - 16/11/2022, 20:12 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anak muda yang baru mulai bekerja atau kerap disebut first jobber, sering bingung ketika dihadapkan pada keputusan untuk membeli produk asuransi atau tidak.

Pendapatan yang dimiliki sering dirasa belum mumpuni untuk dapat membayar premi asuransi setiap bulannya.

Namun begitu, Chief Product Office Allianz Life Indonesia Himawan Purnama mengatakan, setiap anak muda memiliki kebutuhan akan asuransi.

"Jangan dipikir anak muda kebutuhannya belum ada, lalu bilang karena masih muda belum butuhlah asuransi," kata dia dalam Media Workshop 2022 Life & Health Insurance 101: Do’s & Don’ts Sebelum dan Saat memiliki Asuransi, Rabu (16/11/2022).

Baca juga: Plus Minus RBC sebagai Ukuran Kesehatan Asuransi

Ia menjabarkan, anak muda first jobber mungkin belum memiliki pendapatan sebesar usia pekerja di atasnya. Namun demikian, proteksi terhadap jiwa dan kesehatan tetap diperlukan.

Himawan mencontohkan, first jobber diibaratkan sebagai orang yang memiliki kotak harta karun yang kecil. Sedangkan pekerja senior memiliki kotak harta karun yang lebih besar.

"Keduanya butuh perlindungan, karena walaupun sekarang masih kecil kalau ada kenapa-kenapa dengan kotaknya itu sayang juga kalau hilang," tutur dia.

Dalam hal ini, keduanya sama-sama membutuhkan gembok untuk dapat memproteksi harta yang dimiliki. Hanya, besaran gembok ini yang jadi pertimbangan dalam memiliki dan memilih manfaat produk asuransi.

"Kalau kotaknya besar gemboknya kecil tentu tidak sebanding juga, jadi (anak muda) bukan kebutuhan asuransinya yang tidak ada, tetapi skalanya berbeda," tegas dia.

Namun begitu, dalam menentukan jenis asuransi yang ingin dimiliki perlu dilihat terlebih dahulu kondisi dari tiap-tiap individu.

"Misal anak muda, tetapi menanggung beban finansial orang tuanya, perlu proteksi kalau terjadi risiko, berarti butuh asuransi jiwa," ujar dia.

Kemudian ia menjelaskan, misalnya ada anak muda seorang pengusaha yang terkena risiko sakit berat, dan harus pemulihan beberapa bulan.

Dalam rentang waktu tersebut anak muda ini tentu tidak memiliki pendapatan karena sakit.

"Untuk itu, butuh perlindungan terhadap income dia, berarti biasanya apa? Asuransi kondisi kritis," terang dia.

Himawan menekankan, dalam memilih produk asuransi anak muda perlu melihat terlebih dahulu kondisi dan kebutuhan masing-masing individu.

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat Punya Asuransi Tambahan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com