Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Kembali Kerek Suku Bunga, Rupiah Masih Lesu

Kompas.com - 17/11/2022, 16:47 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot ditutup melemah pada sesi perdagangan Kamis (17/11/2022) hari ini. Depresiasi terjadi meskipun Bank Indonesia (BI) kembali menaikan suku bunga acuannya.

Melansir data Bloomberg, pada perdagangan hari ini nilai tukar rupiah ditutup melemah 63 poin atau 0,40 persen ke Rp 15.663 per dollar AS. Sejak pembukaan perdagangan nilai mata uang Garuda terus berada di zona negatif.

Mengacu kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah juga terdepresiasi. Nilai tukar rupiah Jisdor berada pada level Rp 15.687 per dollar AS, lebih tinggi dari perdagangan sebelumnya sebesar Rp 15.610 per dollar AS.

Baca juga: BI Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan 50 Bps

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, salah satu sentimen utama penggerak nilai tukar rupiah hari ini ialah keputusan BI untuk kembali mengerek suku bunga acuannya. Hasil Rapat Dewan Gubernur BI periode November 2022 memutuskan untuk meningkatkan BI 7-Days Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin menjadi 5,25 persen.

"Peningkatan suku bunga acuan ini untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya," ujar dia, dalam risetnya, Kamis.

Namun, keputusan BI untuk memperketat kebijakan moneternya belum terlalu direspons oleh pasar. Terpantau nilai tukar rupiah masih 'keok' terhadap mata uang Negeri Paman Sam.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, kuatnya dollar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global memberikan tekanan pelemahan nilai tukar hampir seluruh mata uang dunia, termasuk nilai tukar rupiah. Indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) tercatat 106,28 pada 16 November 2022 atau mengalami penguatan sebesar 11,09 persen (year to date/ytd).

BI mencatat, nilai tukar rupiah sampai dengan 16 November terdepresiasi 8,65 persen (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021. Perry bilang, depresiasi nilai tukar rupiah relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara lain di kawasan, seperti Korea Selatan 10,30 persen (ytd) dan Filipina 11,10 persen (ytd).

"Sangat kuatnya dolar AS didorong oleh pengetatan kebijakan moneter yang agresif di AS dan penarikan modal dari berbagai negara ke AS," ucap Perry.

Baca juga: Masih Tertekan Sentimen Global, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 15.700 Per Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com