Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi RI Masih Baik, BI: Kenaikan Suku Bunga Acuan Tak Harus Seagresif Negara Lain

Kompas.com - 18/11/2022, 10:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menilai kenaikan suku bunga acuan BI tidak harus seagresif negara lain. Pasalnya, kondisi perekonomian dan inflasi Indonesia masih relatif lebih baik.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, saat ini pertumbuhan ekonomi nasional masih terjaga di atas 5 persen, yaitu 5,72 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Kuartal III 2022.

Kemudian, inflasi nasional hingga Oktober 2022 masih berada di level 5,71 persen yoy. Memang, dia bilang, inflasi ini mengalami kenaikan tapi kenaikan tersebut masih terukur dan lebih rendah dibandingkan negara lain.

"Karenanya kenaikan suku bunga tidak harus seagresif di negara lain. Kami memang menaikkan tapi secara terukur dengan inflasi yang rendah," ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (18/11/2022).

Baca juga: Meredam Efek Samping Kenaikan Suku Bunga Acuan BI

Seperti diketahui, BI selama 2022 telah empat kali menaikkan suku bunga acuan dengan total kenaikan 125 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen.

Sementara itu, bank sentral Amerika Serikat (The Fed) telah enam kali menaikkan suku bunga acuannya sepanjang 2022. Adapun total kenaikan Fed Funds Rate sebesar 375 bps, kini menjadi di kisaran 3,75-4,0 persen.

Namun, keagresifan The Fed menaikkan Fed Funds Rate itu tidak bisa dibandingkan dengan kenaikan suku bunga acuan BI. Pasalnya, kondisi ekonomi di AS berbeda dengan di Indonesia.

"Kenaikan Fed Funds Rate naik tinggi karena inflasi di AS lebih tinggi dari 8 persen. Jadi kenapa BI tetap akan menaikkan suku bunga secara lebih terukur? Agar inflasi itu terkendali, 5,7 persen dan kita akan turunkan," tegasnya.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Ambruk, Dibayangi Kekhawatiran Suku Bunga AS dan Prospek Permintaan China


Menurutnya, masih baiknya kondisi ekonomi nasional ini karena bauran kebijakan fiskal dan moneter berjalan dengan baik serta didukung oleh permintaan domestik yang terus pulih seiring dengan mobilitas masyarakat yang kembali normal.

"Oleh karena itu, BI memproyeksikan kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2023 akan tetap baik," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com