Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Situasi Sulit, Indonesia Dorong APEC Tingkatkan Investasi Ekonomi Hijau

Kompas.com - 18/11/2022, 11:15 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mendorong forum ekonomi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik atau APEC untuk meningkatkan peranannya dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta berkelanjutan. Ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam Pertemuan Tingkat Menteri APEC Kamis (17/11/2022) kemarin.

Airlangga mengatakan, kali ini negara anggota APEC berkumpul di tengah kondisi perekonomian global yang sulit. Sulitnya kondisi perekonomian ini ditandai dengan ancaman dari krisis pangan, energi, hingga resesi ekonomi.

"Namun kawasan Asia Pasifik harus menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia yang resilien," kata dia, dalam keterangan video, dikutip Jumat (18/11/2022).

Baca juga: Menko Airlangga: Sektor Keuangan Digital Punya Potensi yang Sangat Menjanjikan

Menurutnya, besarnya potensi perananan APEC terefleksikan dari besarnya populasi negara anggota, yang mencapai 2,95 miliar penduduk atau setara 38 persen populasi global. Selain itu, forum beranggotakan 21 negara itu memiliki porsi sebesar 38 persen terhadap total produk domestik bruto (PDB) atau sekitar 59 triliun dollar AS.

"Untuk itu kita semua harus bekerjasama menerapkan paradigma kolaborasi menghasilkan manfaat konkrit bagi masyarakat," ujarnya.

Baca juga: Hari Kedua di Thailand, Jokowi akan Hadiri Sesi Retreat KTT APEC dan Sejumlah Pertemuan Bilateral

Dengan melihat besarnya potensi tersebut, Airlangga menekankan, kolaborasi antarnegara anggota menjadi penting, untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi inklusif. Selain inklusif, pertumbuhan ekonomi juga dinilai perlu bersifat berkelanjutan.

Guna mencapai tujuan tersebut, Indonesia mendorong adanya peningkatan investasi untuk ekonomi hijau. Pada saat bersamaan, diperlukan juga adanya peningkatakan kapasitas dan transfer teknologi.


Selain itu, Airlangga juga mengusulkan adanya konektivitas yang kuat dalam lingkup APEC. Ini perlu dilakukan melalui kebijakan sinergi sistem dan konektivitas digital.

"Perlunya penguatan konektivitas di berbagai bidang infrastruktur kesehatan," katanya.

Airlangga juga mendorong interoperabilitas sertifikat vaksin di antara ekonomi APEC, dengan mengakui dan menerima berbagai jenis vaksin. Ia bilang, Indonesia sendiri saat ini telah mengakui 98 jenis vaksin berbeda dari ekonomi APEC.

"APEC dapat menjadi solusi untuk menjawab tantangan yang ditimbulkan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com