JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,46 persen ke 7.030,59 pada sesi perdagangan Selasa (22/11/2022). Koreksi ini kembali disebabkan oleh sektor teknologi yang ambles.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher menilai, IHSG ditutup melemah seiring pelemahan bursa saham global yang cenderung melemah. Selain itu, pergerakan indeks saham juga tertekan sentimen penyebaran Covid-19 yang kembali meningkat.
“Sementara dari data ekonomi minim akan sentimen,” kata dia dalam risetnya, Selasa.
Baca juga: Unilever Bagikan Dividen Interim Rp 69 per Saham, Simak Jadwal Pelaksanaannya
Dennies memproyeksi, koreksi IHSG berlanjut pada perdagangan hari ini. Indeks bursa saham nasional diproyeksi bergerak pada rentang 7.004-7.082 dan secara lebih luas 6.978-7.134.
Secara teknikal, ia bilang, stochastic membentuk deadcross. Menurutnya, ini mengindikasikan potensi pelemahan IHSG.
“Pergerakan dibayangi virus Covid-19 yang kembali menyebar. Sementara, dari global ada tekanan dari potensi kenaikan suku bunga The Fed,” tuturnya.
Senada, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya memproyeksi, pada hari ini IHSG akan melemah terbatas. Ia memprediksi, IHSG bergerak pada rentang 6.921-7.152.
Baca juga: Suku Bunga Acuan Terus Naik, Simak Rekomendasi Saham BTN
Ia mengatakan, pergerakan IHSG masih menunjukkan pola tekanan terbatas. Masih minimnya sentimen yang terjadi disebut menjadi tantangan tersendiri bagi pasar modal Indonesia.
“Sehingga belum terlihat adanya booster yang dapat mendorong kenaikan IHSG dalam beberapa waktu mendatang, namun momentum fluktuatif harga masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor baik jangka pendek,” tuturnya.
William mengungkapkan, saham yang patut diperhatikan pada sesi perdagangan hari ini ialah BBCA, ITMG, BBNI, SMRA, AALI, GGRM, SMGR, dan TBIG. Sementara itu, Dennies merekomendasikan saham TOWR, PGAS, SSMS, dan ADHI.
Baca juga: PHK GoTo, Perampingan, Saham Melonjak hingga CEO Kembalikan Sebagian Gaji
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.