Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Minta Pemda Belanjakan Rp 278 Triliun Dana yang Mengendap di Bank

Kompas.com - 24/11/2022, 19:27 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, dana pemerintah daerah (pemda) yang mengendap di perbankan mengalami kenaikan signifikan.

Pada akhir Oktober 2022, dana pemda di perbankan tercatat sebesar Rp 278,83 triliun, naik Rp 54,89 triliun atau 24,5 persen dibandingkan September 2022, juga tumbuh 22,94 persen dibandingkan Oktober 2021.

"Untuk dana pemerintah daerah yang di perbankan, kita lihat terjadi kenaikan yang sangat signifikan," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (24/11/2022).

Baca juga: Negara Punya Aset Rp 11.454 Triliun, Sri Mulyani Minta Dimanfaatkan, Bukan Jadi Tempat Tuyul

Ia menjelaskan, masih tingginya saldo dana pemda di perbankan turut disebabkan oleh tingginya penyaluran transfer ke daerah (TKD) pada Oktober 2022.

Kontribusi penyaluran TKD tertinggi pada bulan itu terdiri dari penyaluran dana bagi hasil atau DBH sebesar Rp 50,7 triliun, dana alokasi khusus atau DAK fisik (batas salur tahap II di bulan Oktober) sebesar Rp 13,8 triliun dan DAK non-fisik sebesar Rp 20,3 triliun.

Sri Mulyani berharap pemerintah daerah pun bisa terus mendorong belanjanya terutama pada saat tren ekonomi sudah mulai mengalami penurunan. Sebab belanja pemerintah daerah diharapkan menjadi shock absorber atau penahan guncangan dari gejolak ekonomi.

Baca juga: LKPP Dorong Pemda Gunakan Kartu Kredit Pemerintah Domestik


"Maka APBD dengan dana Rp 278,73 triliun di perbankan diharapkan bisa jadi faktor untuk mendorong pemulihan ekonomi lebih kuat lagi terutama pada kuartal terakhir ini," pinta bendahara negara itu.

Adapun beberapa pemerintah daerah yang memiliki dana mengendap terbanyak adalah Jawa Timur, kemudian diikuti Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Kalimantan Timur.

"Jadi kita lihat untuk beberapa daerah ini memang menunjukkan adanya jumlah dana yang cukup besar di perbankan, yang mungkin kita melihat harus lebih teliti lagi apakah ini temporary ataukah ini sifatnya lebih permanen," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Kala Sri Mulyani Foto Bareng PM Inggris dan Kanselir Jerman, Tapi Malah Banjir Komentar Soal Presiden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com