Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Bisnisnya 8,1 Miliar Dollar AS, Menkes Ajak Pengusaha Garap Sektor Kesehatan yang Bersifat Preventif

Kompas.com - 26/11/2022, 10:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengajak para CEO untuk menggarap bisnis di sektor kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

Pasalnya, saat ini pengeluaran rata-rata untuk kesehatan (average health spending) masyarakat Indonesia masih sangat rendah yaitu sebesar 112 dollar AS per kapita per tahun dengan rata-rata usia hidup (average life) masyarakat hanya 72 tahun.

Hal ini mengindikasikan sistem kesehatan di Indonesia masih belum efisien lantaran lebih banyak menerapkan sistem mengobati daripada mencegah. Berbeda dengan Singapura dan Jepang yang sistem kesehatannya sudah efisien karena menerapkan sistem promotif dan preventif.

"Untuk para CEO, penting adalah spending untuk promotif preventif. Will become the trend dari every government spending dan nanti Karena kita akan promote ini ke orang-orang lebih banyak, pasti orang-orang akan mau hidupnya lebih sehat," ujar Menkes Budi saat Kompas100 CEO Forum Ke-13 di The Westin Jakarta, Jumat (25/11/2022).

Baca juga: Menkes Minta Orang Kaya Tidak Pakai BPJS Kesehatan, YLKI: Kalau Gitu Ubah Dulu UU-nya

Dia mencontohkan, jika Indonesia ingin menaikkan average health spending dan average life-nya seperti Malaysia yang average health spendingnya 432 dollar AS per kapita per tahun dan average lifenya 76 tahun, maka Indonesia memiliki potensi bisnis kesehatan sekitar 8,1 miliar dollar AS.

"Kalau saya ngomong ke Ibu Sri Mulyani 8,1 billion dollar AS potential cost so you have to be careful. Kalau saya ngomong ke businessman 8,1 billion dollar AS ini adalah as an opportunity for you to grab. Itu (setara) Rp 1.500 triliun. So it's a great opportunity sebenarnya untuk masuk," tukasnya.

Baca juga: Anggaran Pandemi Susut, Belanja Kesehatan Tahun Depan Turun Jadi Rp 153,8 Triliun

 


Belum lagi potensi bisnis dari belanja Kementerian Kesehatan yang sekitar Rp 60 triliun-Rp 80 triliun per tahun di mana dari angka tersebut sebesar Rp 47 triliun akan digunakan untuk belanja produk dalam negeri.

"Tahun depan kita mau naikin itu jadi Rp 60 triliun. Tahun 2024 kalau bisa sudah 80-90 persen dari total belanja kita mau dari belanja dalam negeri," kata dia.

Baca juga: Penyebab Pengeluaran Masyarakat Indonesia untuk Kesehatan Sangat Rendah

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com