JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah akan terus mendorong berlanjutnya pemulihan ekonomi di tahun depan. Meski demikian, masih berlanjutnya ketidakpastian global juga perlu diwaspadai.
"Untuk 2023, kita lanjutkan pemulihan kita. Pertumbuhan ekonomi menurut angka pemerintah ada di 5,3 persen, tapi kita sangat aware (menyadari) dengan kondisi ekonomi dunia," ujarnya dalam acara PermataBank Wealth Wisdom 2022, Selasa (29/11/2022).
Optimisme pemulihan ekonomi pada 2023 itu didukung dengan kinerja perekonomian tahun ini yang mampu tumbuh positif di kisaran 5 persen meski di tengah pelemahan ekonomi global. Pada kuartal III-2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 5,72 persen.
Baca juga: Data Ekonomi RI Positif, BI Diminta Tak Terapkan Kebijakan Moneter Restriktif
Namun, Suahasil menyadari kebijakan pengetatan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) masih akan berlanjut ke depannya, sehingga akan turut berdampak pada ekonomi RI. Sepanjang tahun ini Federal Reserve (The Fed) sudah menaikkan suku bunganya sebanyak 375 basis poin.
"Mungkin masih akan beberapa kali lagi (The Fed naikkan suku bunga), maka itu kita terus memperhatikan ngomong apa dewan gubernur The Fed. Tentu itu kita terjemahkan ke dalam negeri, kita melihat beberapa ruang yang meski kita waspadai," ungkapnya.
Dia mengatakan, di tengah gejolak ekonomi ke depan, APBN masih akan diandalkan untuk berperan sebagai penahan guncangan atau shock absorber. APBN berperan penting untuk melindungi perekonomian, terutama menjaga daya beli masyarakat, di tengah tekanan ekonomi global.
Baca juga: Ekonomi Global Melambat, Teten: Kita Jaga Daya Beli Masyarakat dan Perkuat UMKM
"APBN akan tetap menjadi shock absorber. Supaya menjadi shock absorber yang baik, maka APBN kita bangun dengan optimistis dan waspada," katanya.
Oleh sebab itu, ia menekankan, dalam menghadapi perekonomian tahun depan, kuncinya adalah optimisme terhadap pemulihan, namun tetap dibarengi kewaspadaan terhadap kondisi ekonomi global.
"Jadi optimistis dan waspada menjadi payung gerak kita pada 2023. Optimistis karena pemulihan jalan, kegiatan ekonomi jalan, tapi kita harus waspada. Waspada kepada variabel-variabel yang berubah dengan sangat cepat di dunia internasional," tutup Suahasil.
Baca juga: Gelombang PHK dan Resiliensi Ekonomi Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.