Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS Pastikan Stok Beras Surplus, Cukup untuk Memenuhi Kebutuhan Nasional

Kompas.com - 30/11/2022, 12:43 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) buka suara terkait kisruh data stok beras antara Badan Pangan Nasional (Bapanas), Perum Bulog, dan Kementerian Pertanian (Kementan). Adapun data BPS menjadi acuan Kementan yang menyebut stok beras nasional cukup, bahkan surplus.

Sementara menurut Bapanas dan Bulog, stok beras di gudang Bulog justru menipis. Hal ini pula yang membuat munculnya rencana impor beras lewat Bulog untuk memenuhi pasokan cadangan beras pemerintah (CBP), yang kini rencana impor itu telah disetujui pemerintah.

Menurut data Bulog, saat ini stok beras yang ada di gudang Bulog sebanyak 594.856 ton, terdiri dari 426.573 ton beras CBP dan 168.283 ton beras komersil. Jumlah beras CBP itu masih jauh dari yang ditargetkan pemerintah sebesar 1,2 juta ton.

Baca juga: Pemerintah Putuskan Buka Keran Impor Beras

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Muhammad Habibullah mengatakan, terdapat perbedaan penghitungan stok beras antara BPS-Kementan dan Bulog-Bapanas. Ia bilang, BPS menghitung berdasarkan data dari produksi gabah atau beras secara nasional.

Menurut data luas panen dan produksi padi yang dirilis BPS pada Oktober 2022, total luas panen padi 2022 diperkirakan mencapai 10,61 juta hektar atau naik 1,87 persen dari 2021.

Dari luas panen tersebut, diperkirakan total produksi padi mencapai 55,67 juta ton gabah, meningkat 2,31 persen dari 2021. Jika dikonversi, produksi beras diproyeksi mencapai 32,07 juta ton, meningkat 2,29 persen dari produksi tahun lalu.

Baca juga: Pemerintah Diimbau Segera Impor Beras agar Harga Tak Melonjak 3 Bulan ke Depan


Habibullah bilang, berdasarkan penghitungan BPS, dengan konsumsi beras nasional sekitar 2,5 juta ton per bulan, maka produksi beras dalam negeri tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional, bahkan surplus.

"Kalau lihat dari data yang dihasilkan oleh BPS, dengan perkiraan konsumsi 2,5 juta ton per bulan, pada bulan-bulan tertentu itu surplus terutama di bulan panen, maka kalau kami lihat (stok beras) akumulasi se-Indonesia, kurang lebih akan sekitar 1,7 juta ton surplusnya," jelasnya saat ditemui di Jakarta, dikutip Rabu (30/11/022).

Kendati demikian, menurut Habibullah persoalan data tersebut sudah selesai. Ia bilang, berdasarkan hasil duduk bersama antara Kementan, Bapanas, dan Bulog, telah disepakati bahwa data produksi beras mengacu pada data BPS.

Baca juga: Perlukah Indonesia Buka Keran Impor Beras?

Hanya saja, terkait penghitungan ketersediaan stok beras yang ada saat ini, khususnya di gudang Bulog, dirinya enggan menanggapi.

"Kalau permasalahan (stok) Bulog, itu bisa tanya Bulog," imbuh dia.

Habibullah menekankan, pada dasarnya tak ada perbedaan terkait data produksi beras karena mengacu pada satu data BPS. Namun, masing-masing lembaga memperbaharui data stok beras dengan penghitungan yang berbeda.

Ia mengatakan, saat ini antara kementerian dan lembaga terkait pun sedang menyusun neraca komoditas untuk memastikan ketersediaan stok, termasuk komoditas beras.

"Jadi semestinya sudah tidak berbeda, sumber datanya sama, cuma kalau berbicara stok, ini berbeda. Teman-teman dari Bapanas dan Kementan mencoba duduk untuk menyusun neraca komoditas, saya hadir untuk memaparkan, persoalan itu enggak ada masalah," ungkap Habibullah.

Baca juga: Koperasi Pasar Induk Cipinang Bantah Kementan soal Stok Beras Melimpah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com