Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Masih Bergejolak, Gubernur BI Waspadai Resflasi

Kompas.com - 30/11/2022, 16:06 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indoensia (BI) mengungkap kondisi global masih bergejolak. Meskipun Indonesia mampu bertahan hingga kini, namun tetap harus waspada.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kondisi global yang bergejolak disebabkan oleh masih berlangsungnya perang Rusia dan Ukraina yang tidak diketahui kapan akan berakhir.

Kemudian, perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang kembali memanas dan karantina wilayah (lockdown) di China hingga Semester I 2023 juga turut menambah ketidakpastian global.

Terlebih, harga energi dan pangan masih tinggi serta pasokan dan distribusi barang masih tersendat menambah ketidakpastian ini sehingga dapat menyebabkan resflasi atau resesi dan inflasi.

Baca juga: Ada Ancaman Resflasi, Tapi Indonesia Diyakini Aman

"Risiko stagflasi dan bahkan resflasi. Persepsi risiko investor global negatif," ujarnya saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Oleh karenanya, pada 2023 BI mewaspadai 5 permasalahan yang tengah terjadi pada ekonomi global, yaitu perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat risiko resesi di AS dan Eropa meningkat, inflasi tinggi akibat harga energi dan pangan global, tren suku bunga tinggi, penguatan dollar AS, serta penarikan dana investor global dan mengalihkan ke aset likuid akibat risiko yang tinggi.

Selain itu, di tengah gejolak global BI juga perkuat sinergi dan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan stakeholder terkait agar ekonomi indonesia pada 2023 dan 2024 akan menunjukkan pemulihan.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI akan cukup baik di 2023 yaitu di kisaran 4,5-5,3 persen dan terus meningkat menjadi 4,7-5,5 persen di 2024.

"Selain ekspor, konsumsi dan investasi meningkat, hilirisasi, infrastruktur, penanaman modal asing, pariwisata, dan lainnya," kata dia.

Dia juga optimistis tingkat inflasi yang saat ini masih tinggi akan kembali ke sasaran 3 persen di 2023 dan terus turun menjadi 2,5 persen di 2024.

"Kebijakan pemerintah dan BI yang sangat kuat khususnya fiskal dan moneter perlu dipertahankan dan dilanjutkan untuk tetap bertahan menghadapi gejolak global, memperkuat optimisme, dan tetap waspada. Ekonomi akan semakin pulih dan bangkit menuju Indonesia maju," tuturnya.

Baca juga: Kondisi Ekonomi 2023, Jokowi Optimistis tapi Tetap Waspada dan Hati-hati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, KemenKopUKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, KemenKopUKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Whats New
RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

Whats New
KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com