Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gembok Dibuka, Saham GOTO Masih Menarik Dikoleksi?

Kompas.com - 02/12/2022, 06:15 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tengah ambles, menyusul berakhirnya periode penguncian atau lock up saham investor pra-IPO pada Rabu (30/11/2022) lalu.

Pada sesi Kamis (1/12/2022) kemarin, saham emiten teknologi itu langsung anjlok 6,62 persen menyentuh level auto reject bawah (ARB) ke level Rp 141 pada pembukaan perdagangan. Ini menjadi kali ke-4 secara berturut-turut GOTO menyentuh ARB.

Koreksi itu diproyeksi masih berlanjut, terefleksikan dari masih tingginya penawaran penjualan GOTO pada orderbook. Bahkan, sudah banyak investor yang mengantri untuk menjual saham GOTO pada level Rp 141.

Baca juga: 4 Hari Berturut-turut Saham GOTO Sentuh ARB, Masih Akan Melemah Lagi?

Dengan melihat kondisi tersebut, apakah saham GOTO masih menjadi menarik saat ini?

Praktisi pasar modal sekaligus Founder WH-Project William Hartanto menilai, saat ini saham GOTO menjadi kurang menarik untuk dikoleksi. Menurutnya, selama tekanan jual masih besar, investor tidak bisa sembarangan melakukan spekulasi.

"Saran Saya tunggu penjualan yang offernya tebal itu menipis dulu," kata dia, kepada Kompas.com, Kamis.

Baca juga: Gembok Dibuka, Saham GOTO Langsung Anjlok Sentuh ARB

Lebih lanjut Ia bilang, potensi pelemahan GOTO masih akan terus berlanjut, selama offer saham dalam orderbook masih sangat tinggi, sementara di sisi lain penawaran atau bid masih rendah.

Jika tidak ada pertemuan antara pembeli dan penjual, maka GOTO masih akan menurun dengan offer yang tebal karena tidak ada pembeli.


Secara fundamental sendiri, kinerja keuangan GOTO dinilai William masih tidak menarik. Salah satu yang menjadi sorotan ialah kerugian GOTO yang membengkak 75,49 persen menjadi Rp 20,32 triliun pada akhir kuartal III-2022.

"Untuk sahamnya (GOTO) Saya rasa masih enggak menarik, dan Saya enggak bisa komparasi perusahaan dengan aplikasinya," katanya.

"Karena walaupun banyak penggunanya, enggak mengubah kenyataan bahwa GOTO tetap masih merugi," tambahnya.

Baca juga: GoTo Sedang Fokus Efisiensi, Kerja Sama dengan TBS Energi Tetap Berjalan Baik

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com