Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Akui Target Pertumbuhan Ekonomi 2023 Sangat Ambisius

Kompas.com - 02/12/2022, 19:41 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui target pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,3 persen, merupakan angka yang ambisius. Hal ini mengingat berbagai risiko global yang dapat menganggu perekonomian.

"Tantangan kita di tahun depan, pertumbuhan ekonomi 5,3 persen itu sangat ambisisus, pada saat faktor-faktor, terutama global bisa memperlemah ekspor, investasi, dan konsumsi," ujarnya dalam Rapimnas Kadin 2022 di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Ia menjelaskan, kondisi global sangat dinamis, setelah sebelumnya dihadapkan tantangan pandemi, kini bergeser ke tantangan sektor keuangan. Situasi yang terjadi di global memiliki relevansi yang besar terhadap perekonomian Indonesia.

Baca juga: Sri Mulyani: Pertahankan Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen Jadi Tantangan di 2023

Permasalahan pandemi, perubahan iklim, dan geopolitik yang terjadi di global membuat disrupsi rantai pasok sehingga menimbulkan lonjakan harga pangan, pupuk, dan energi. Terutama akibat perang antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan terjadinya krisis pangan dan energi.

Pada akhirnya, lonjakan harga pangan dan energi itu mengerek tingkat inflasi global, terutama di negara-negara maju. Maka bank-bank sentral pun merespons dengan kebijakan pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga acuan guna menekan laju inflasi.

Imbasnya, terjadi capital outflow atau keluarnya modal asing dari negara-negara emerging market, termasuk Indonesia, ke negara maju khususnya Amerika Serikat (AS). Kondisi ini pula yang membuat dollar AS menguat atas seluruh mata uang di dunia.

Baca juga: Tidak Ingin Seperti Inggris, Sri Mulyani akan Disiplinkan Keuangan Negara Tahun Depan


"Kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas dollar, euro menyebabkan aliran modal asing keluar, dan menimbulkan dampak ke nilai tukar rupiah," kata Sri Mulyani.

Padahal Indonesia sedang mulai mengalami pemulihan ekonomi setelah terpukul pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, ia memastikan, pemerintah berupaya untuk terus mengawal pemulihan ekonomi di tahun depan dengan merancang APBN 2023 yang optimisme namun tetap waspada.

Ia mengungkapkan, belanja tahun depan akan difokuskan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas itu dilakukan baik dari sisi pendidikan, kesehatan, serta kesejahteraan melalui pemberian bantuan sosial maupun subsidi.

Baca juga: Kata Sri Mulyani, Inggris Dilanda Krisis Akibat Kesalahan Sendiri

Selain itu, belanja difokuskan pula untuk penyelesaian proyek-proyek infrastruktur strategis nasional guna mendukung transformasi ekonomi dan pengembangan ekonomi hijau, termasuk di dalamnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Ini area belanja yang menyangkut masyarakat, yakni manusianya, stabiltas sosial, peningkatan kesehatan, serta pembangunan infrastruktur agar ekonomi kita terus bergerak," ucap Sri Mulyani.

Baca juga: Cerita Sri Mulyani Kerap Dapat Tagihan Besar dari Bos Pertamina dan PLN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com