Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Sepekan Aliran Modal Asing Masuk Rp 9,64 Triliun ke RI

Kompas.com - 03/12/2022, 08:50 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat sepanjang 28 November-1 Desember 2022 terjadi aliran modal asing masuk (capital inflow) ke pasar keuangan Indonesia sebesar Rp 9,64 triliun. Aliran dana asing itu masuk melalui pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan pasar saham.

Secara rinci, dana asing yang masuk lewat pasar SBN mencapai Rp 8,76 triliun, sementara yang masuk pada pasar saham tercatat sebesar Rp 880 miliar.

Baca juga: BI Bakal Gandeng 5 Negara ASEAN Permudah Sistem Pembayaran Antar Negara

"Berdasarkan data transaksi 28 November-1 Desember 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp 9,64 triliun," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Sabtu (3/12/2022).

Meski demikian, bila melihat data setelmen sejak 1 Januari-1 Desember 2022 (year to date/ytd), maka secara total terjadi aliran modal asing yang keluar dari pasar SBN mencapai Rp 155,10 triliun.

Sedangkan pada pasar saham, di sepanjang tahun ini secara total tetap terjadi aliran dana asing yang masuk sebesar Rp 78,20 triliun.

Adapun seiring masuknya dana asing pada perdagangan pekan ini, premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun turun ke level 85,45 bps per 1 Desember 2022 dari sebelumnya di level 93,3 bps per 25 November 2022.

Baca juga: BI: Inflasi adalah Musuh Bersama

Sementara itu, tingkat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun turun ke level 6,86 persen, sedangkan yield surat utang AS atau US Treasury 10 tahun turun ke level 3,505 persen.

Seiring dengan masuknya dana asing di pekan ini, kurs rupiah nampak menguat. Pada Kamis (1/12/2022) nilai tukar rupiah di tutup di level Rp 15.560 per dollar AS, namun saat dibuka pada Jumat (2/12/2022) menjadi di level Rp 15.400 per dollar AS.

"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," tutup Erwin.

Baca juga: BI: Kondisi Ekonomi Global Masuk ke Fase Stagflasi, Lebih Buruk dari Reflasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com