Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Minta Kementerian dan Lembaga Berpikir "Out of The Box" Promosikan Pariwisata RI

Kompas.com - 05/12/2022, 16:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan tentang pentingnya berkolaborasi dan berpikir out of the box (ide-ide kreatif) dalam menjalankan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yaitu mengajak masyarakat agar berwisata di dalam negeri.

Hal itu disampaikannya saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI), pada Senin (5/12/2022) yang diadakan secara daring (online).

“Untuk mempromosikan pariwisata lokal ini, kita harus bekerja sama dan berpikir lebih kreatif. Misalnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dapat mengadakan pertandingan olahraga setiap bulannya di masing-masing provinsi,” tuturnya.

Baca juga: Luhut Wanti-wanti Negara Lain Tidak Mendikte Indonesia

Dalam rakor yang diikuti oleh 348 orang tersebut juga dilakukan polling untuk memilih logo BBWI yang akan digunakan saat launching (peluncuran) pada 13 Desember. Nantinya, publik akan dilibatkan dalam pemilihan empat alternatif logo sehingga BBWI ini menjadi program milik seluruh masyarakat Indonesia.

“Kalau kita kerjakan semuanya ramai-ramai, kompak, pasti target 1,2-1,4 miliar perjalanan oleh wisatawan nusantara pada 2023 bisa tercapai, bahkan lebih. Kita harus jadi satu untuk pulihkan ekonomi nasional,” imbau Luhut.

Para pemangku kepentingan (stakeholders), termasuk maskapai, bank, operator seluler, asosiasi, dan pihak swasta lainnya juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung program BBWI. Kerja sama seluruh pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan menjadi kunci kesuksesan acara.

Strategi ini dinilai dapat meningkatkan perekonomian wilayah, terutama apabila mengembangkan olahraga kompetisi, karena akan melibatkan anggota keluarga dan kerabat peserta yang hadir sebagai pendukung yang turut meramaikan wilayah pelaksanaan ajang BBWI.

Baca juga: Di Forum AIS, Luhut Ajak 47 Negara Kepulauan Bangkit dari Pandemi

Selain itu, mantan Kepala Staf Kepresidenan ini juga menginginkan standarisasi kualitas amenitas yang perlu menjadi perhatian. Salah satunya adalah terkait kebersihan.

“Saat ini kita tengah membangun 52 spot sampah yang bisa mengolah 14 ribu ton sampah per hari. Ini perlu kita prioritaskan untuk tourist destinations supaya yang datang berkunjung nyaman,” pungkas Luhut.

Dalam kesempatan rakor itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menuturkan, pihaknya akan melakukan kampanye masif dan terintegrasi. Strategi tematik wisata bulanan, pola perjalanan wisata, dan domestic travel fair akan diintegrasikan dalam program Kemenparekraf.

Beberapa langkah konkret yang perlu disinergikan oleh kementerian/lembaga (K/L) dan industri terkait adalah penyediaan transportasi yang efisien dan terjangkau, pengembangan aspek keberlanjutan lokasi wisata, penguatan produk dan jasa para pelaku industri kreatif, baik kuliner maupun kriya, serta kolaborasi dengan penyelenggaraan acara berskala internasional.

Baca juga: Dituding Kerap Diatur oleh China, Luhut: Enggak Ada Sama Sekali Saya Mau Diatur

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com