Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bidik Proyek Ekonomi Berkelanjutan, INA Gandeng Investment Fund for Developing Countries

Kompas.com - 06/12/2022, 20:10 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga pengelola investasi Indonesia, Indonesia Investment Authority (INA), menjalin kerja sama dengan lembaga keuangan pembangunan Denmark, Investment Fund for Developing Countries (IFU), dalam rangka menyiapkan dana investasi untuk proyek berkaitan dengan ekonomi sirkular.

Lewat kolaborasi itu, kedua belah pihak bertujuan untuk mendorong transisi energi hijau, serta menciptakan pembangunan sosial yang inklusif di Indonesia. Oleh karenanya, kerja sama itu akan membidik proyek terkait energi terbarukan, air, pengelolaan limbah, dan ekonomi sirkular lainnya.

Ketua Dewan Direktur INA Ridha Wirakusumah mengatakan, total target investasi kedua belah pihak sebesar 500 juta dollar AS. Adapun masing-masing pihak akan menyiapkan dana sebesar 100 juta dollar AS, sementara 300 juta dollar AS sisanya akan berasal dari investor lain.

Baca juga: INA, CATL, dan CMBI Sepakati Green Fund Senilai Rp 29,6 Triliun

"Kesepakatan hari ini menandai langkah positif dalam mendukung komitmen Indonesia dalam memenuhi target netral karbon 2060," kata dia, dalam penandatanganan Kesepakatan Kerangka Kerja Investasi antara INA dengan IFU, di Jakarta, Selasa (6/12/2022).

Lebih lanjut Ia bilang, kesepakatan itu tidak hanya akan memberikan keuntungan yang optimal dengan risiko yang sesuai bagi pihak-pihak yang terlibat, tetapi juga dapat mendukung dan mendorong pertumbuhan yang inklusif bagi Indonesia dalam jangka panjang.

Pada kesempatan yang sama, CEO IFU Torben Huss mengatakan, perjanjian tersebut merupakan salah satu upaya mereka guna mendukung transisi hijau. IFU sendiri disebut telah terbukti dalam rantai energi baru terbarukan, sehingga diharapkan dapat menjadi mitra yang kuat bagi Indonesia dalam hal transisi energi hijau.

Baca juga: SRF China dan INA Benamkan Investasi Rp 1,8 Triliun ke Kimia Farma

Menurutnya, kemitraan dengan INA menyediakan platform yang ideal untuk membantu perusahaan swasta terlibat dalam menciptakan ekonomi Indonesia yang lebih hijau.

Selain itu, memungkinkan investor swasta untuk meningkatkan investasinya dengan keuntungan ganda, yaitu bisnis yang tetap menguntungkan sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Kami berharap, kerja sama dengan INA dan Indonesia akan membawa banyak manfaat,” ucap dia.

Baca juga: Jokowi Happy INA dan 2 BUMN Teken Kerja Sama, Harap RI Segera Banjir Investor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com