Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eropa Diprediksi Bakal Hadapi Krisis Energi Tahun Depan

Kompas.com - 13/12/2022, 12:41 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNN

JAKARTA, KOMPAS.com - Eropa diprediksi akan menghadapi tantangan krisis energi pada 2023. Padahal, Eropa disebut masih memiliki cukup pasokan energi sampai akhir 2022.

Kepala Badang Energi internasional (International Energy Agency/IEA) Fatih Birol dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen sepakat dengan hal tersebut.

Dilansir dari CNN, IEA menyebut Eropa akan menghadapi kekurangan gas alam sebesar 27 miliar meter kubik pada 2023. Jumlah tersebut kurang lebih setara dengan 7 persen dari konsumsi gas secara tahunan di kawasan Eropa.

Baca juga: Joe Biden dan Ancaman terhadap Transisi Energi Indonesia

Sekurang-kurangnya, terdapat tiga faktor yang akan menyebabkan Eropa mengalami kekurangan gas.

Pertama, Rusia yang biasanya mengirimkan sekitar 60 miliar meter kubik gas ke Uni Eropa selama tahun 2022, dapat menghentikan aliran seluruhnya tahun depan.

Kedua, konsumsi gas di Eropa kemungkinan akan melonjak seiring dengan masuknya musim dingin. Saat ini, wilayah Eropa Utara telah menghadapi cuaca ekstrem.

Kemudian, pasar gas alam juga akan terguncang menyusul ekonomi China yang kembali melaju setelah pembatasan Covid-19 dicabut.

"Kami mungkin punya masalah," ujar Birol, dikutip Selasa (13/12/2022).

Baca juga: Menteri ESDM Terbitkan Aturan Krisis Energi, Simak Poin-poinnya


Sedikit catatan, IEA menemukan, kesenjangan pasokan sebesar 57 miliar meter kubik dapat terjadi tahun depan. Padahal, Eropa akan mengurangi permintaan gas sebesar 15 persen antara Agustus 2022 sampai Maret 2023.

Eropa sendiri perlu mengencangkan ikat pinggang dengan meningkatkan efisiensi energi dan mendorong penerapan energi terbarukan.

Selain itu, Eropa juga berencana meningkatkan pompa panas, dan mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk menekan kebutuhan energi.

Kebijakan yang akan direncanakan tersebut diprediksi akan menelan biaya sekitar 100 miliar euro atau sebesar 106 miliar dollar AS. Biaya kebijakan tersebut setara dengan Rp 1.661 triliun.

Baca juga: Pasokan Gas Rusia Terhenti, Krisis Energi Eropa Semakin Nyata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com