Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuatkan Ekosistem Wisata Halal, Isra Festival 2022 Digelar

Kompas.com - 14/12/2022, 16:11 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Destinasi and Travel Halal (Isra Festival) 2022 akan diselenggarakan pada 23-25 Desember 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat.

PT Traya Eksibisi Internasional dan Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) selaku penyelenggara menargetkan 30.000 pengunjung akan menghadiri pameran ini yang terdiri dari karyawan, professional, dan entrepreneur.

Dengan tiket masuk sebesar Rp 20.000 per orang, artinya penyelenggara berpotensi mendapatkan Rp 600 juta dari penyelenggaraan pameran wisata halal ini.

Baca juga: Menteri Teten Bakal Pangkas Proses Pengurusan Sertifikasi Halal UMKM Jadi 3 Hari

Direktur Traya Eksibisi Internasional Bambang Setiawan mengatakan, Isra Festival 2022 merupakan salah satu ikhtiar untuk menguatkan kembali ekosistem industri perjalanan wisata halal dan stakeholder terkait pasca pandemi.

Selain bertujuan untuk memperluas promosi dan pemasaran, juga membangun kepercayaan dan hubungan yang lebih akrab dengan konsumen serta target market wisata halal dan religi.

Pasalnya, seiring dengan pelonggaran aturan perjalanan dan membaiknya situasi pandemi Covid-19, pasar perjalanan muslim diprediksi akan mengalami pemulihan.

"Pandemi mengubah gaya hidup masyarakat yang mengedepankan pada aspek kualitas hidup yang lebih seimbang. Hal ini tentu berpengaruh pula pada pilihan dan jenis wisata. Sehingga ke depannya, industri pariwisata harus lebih kreatif mempersiapkan paket-paket wisata yang personalized, cusmotized, dan smaller in size," ujarnya saat konferensi pers di Hotel Gren Alia, Jakarta, Rabu (14/12/2022).

Nantinya, Isra Festival 2022 akan menghadirkan sebanyak 109 stand yang diikuti perusahaan travel haji dan umrah, hotel atau akomodasi halal, wisata muslim, transportasi, halal food, aksesoris travel, aplikasi travel halal, produk keuangan syariah, obat-obtan, kosmetik, fashion, komunitas, pemerintah daerah atau kota, hingga kedutaan negara sekitar tujuan negara muslim.

Sedikitnya ada 10 top destinasi wisata muslim friendly dari dalam dan luar negeri yang ditawarkan dalam pameran ini, di antaranya Malaysia, Arab Saudi, Turkey, Uni Emirat Arab, Qatar, Iran, Bahrain, Singapura, dan Uzbekistan.

Kemudian ada 10 top muslim friendly non-OIC Destinations, yaitu Singapura, Taiwan, Thailand, United Kingdom, Hong Kong, Japan, South Africa, Philippines, United States, dan Australia.

Isfra Festival bidik pasar haji dan umrah

Menangkap peluang jelang akhir tahun dan mendekati Ramadhan, pameran yang berkolaborasi dengan Himpuh ini juga akan membidik pangsa pasar jamaah umrah yang ingin menjalankan itikaf di bulan Ramadhan dan haji Furoda.

Sekjen Himpuh M. Firman Taufik menambahkan, saat ini industri Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) harus lebih proaktif menjawab kebutuhan pasar umroh yang semakin kompetitif.

Kebijakan pemerintah Saudi dalam implementasi Visi Saudi 2030, di satu sisi membuka peluang yang besar bagi industri untuk melakukan berbagai terobosan kreatif dan solutif.

Kendati sejumlah kelonggaran yang diberikan Saudi, seperti tidak adanya batasan usia umrah, perpanjangan visa umrah dari 30 hari menjadi 90 hari, fleksibelitas penggunaan visa untuk umrah dan pembuatannya yang bisa langsung ke provider Saudi, dan bebas vaksin meningitis bagi jemaah umrah, tetapi situasi tahun depan dengan adanya bayang-bayang resesi yang berkorelasi pada penguatan dollar AS yang akan mempengaruhi biaya atau ongkos perjalanan.

Oleh karena itu, dalam kesempatan Isra Festival, Himpuh akan melakukan edukasi pada market agar lebih cermat dalam memilih agensi perjalanan wisata halal dan ibadah umroh.

Menurut Firman, masyarakat sudah seharusnya mendapatkan pemahaman yang jelas tentang profesionalisme penyelenggaraan travel haji dan umrah dalam menjalankan usahanya.

"Bagi calon jamaah umrah yang pertama harus dilihat dalam penawaran paket perjalanan ibadah umrah adalah harganya wajar atau tidak. Kalau harganya tidak wajar, tetap memaksakan beli karena harga murah, maka kita zholim. Sudah tahu harga murah, sudah tahu nggak mungkin, tapi beli juga. Yang seperti ini selalu ada korban," ucap dia.

Baca juga: Menparekraf Jumpa Menteri Pariwisata Saudi di WTM London, Bahas Umrah sampai Kereta Gantung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com