Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Sebut Ada Rp 132,69 Triliun Dana Asing Keluar dari Pasar SBN

Kompas.com - 20/12/2022, 16:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kondisi ekonomi global yang bergejolak turut memberikan sentimen negatif pada pasar obligasi Indonesia. Tren kenaikan suku bunga di negara maju telah membuat keluarnya dana asing (capital outflow) dari pasar surat berharga negara (SBN).

Data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, sejak awal tahun hingga 15 Desember 2022 sudah terjadi capital outflow dari pasar SBN sebesar Rp 132,69 triliun (year to date/ytd).

"Dengan lingkungan (global) yang begitu sangat luar biasa melonjak dan dinamikanya, terjadi capital outflow mencapai lebih dari Rp 132 triliun," ungkapnya dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (20/12/2022).

Baca juga: Tanggulangi Dampak Rokok, Sri Mulyani Gelontorkan hingga Rp 27 Triliun

Menurut Sri Mulyani, keluarnya dana asing dari pasar SBN turut dipengaruhi kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang menaikkan suku bunga acuannya dengan agresif guna menekan lonjakan inflasi. Sepanjang 2022, The Fed sudah menaikkan suku bunga sebanyak 425 basis poin.

Meski demikian, jika melihat secara bulanan, pasar SBN pada Desember 2022 menunjukkan adanya dana asing masuk (capital inflow) ke pasar SBN sebesar Rp 21,27 triliun. Nilai itu lebih kecil dari capital inflow bulan sebelumnya yang sebesar Rp 23,7 triliun.

Bendahara negara itu menilai, mulai kembali masuknya modal asing ke tanah air, didorong penurunan tingkat inflasi AS ke level 7,1 persen pada November 2022. Kondisii itu menjadi sinyal bagi investor bahwa adanya potensi perlambatan kenaikan suku bunga AS untuk ke depannya.

"Menurunnya inflasi AS turut memberi sinyal perlambatan kenaikan FFR (Federal Funds Rate) yang mendorong asing masuk ke pasar obligasi negara emerging market, termasuk Indonesia pada Desember 2022," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani: Neraca Dagang RI Surplus 31 Bulan Berturut-turut, Bukan karena Commodity Boom

Adapun kini porsi kepemilikan asing terhadap SBN tercatat hanya sebesar 14,64 persen per 15 Desember 2022. Semakin menurun dibandingkan sejak akhir 2019, di mana porsi kepemilikan asing tercatat mencapai 38,57 persen.  

Ia mengatakan, menurunnya kepemilikan asing memberikan keuntungan tersendiri, yakni tidak menimbulkan terjadinya swing atau volatilitas yang signifikan terhadap imbal hasil (yield) atau harga SBN ketika terjadinya capital outflow. Lantaran, kepemilikan SBN didominasi investor domestik.

Sebagian besar obligasi pemerintah memang dipegang oleh Bank Indonesia (BI) maupun investor domestik, seperti bank, asuransi, dana pensiun, serta masyarakat.  

Meski begitu, Sri Mulyani menekankan, daya tarik SBN tetap perlu dijaga agar investor asing mau membawa dananya ke Indonesia. Sebab, salah satu strategi pembiayaan anggaran pemerintah adalah dengan penerbitan surat utang yang juga menyasar investor asing.

"Kita tetap harus menjaga daya tarik surat berharga negara kita, karena ini adalah salah satu bagian dari strategi pembiayaan yang harus terus kita jaga," tutupnya.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Inflasi Dunia pada 2022 Jadi yang Terburuk dalam 40 Tahun Terakhir

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com