Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandiri Sekuritas Proyeksi IHSG Tembus 7.510 Pada 2023

Kompas.com - 20/12/2022, 19:40 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mandiri Sekuritas memproyeksi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat tumbuh hingga 10 persen dan menyentuh 7.510 pada tahun 2023. Prediksi IHSG di 2023 ini dibuat meskipun kondisi perekonomian global dan domestik masih dihadapi berbagai tantangan.

Head of Equity Analyst Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengakui, kondisi perekonomian pada tahun depan akan lebih menantang dari tahun ini. Tantangan berasal dari sentimen global dan domestik.

Pada tahun depan, pasar ekuitas masih akan menghadapi tantangan dari sentimen pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Beberapa waktu lalu, The Fed menegaskan komitmennya untuk mempertahankan langkah peningkatan suku bunga acuan guna meredam laju inflasi.

Baca juga: IHSG Ditutup Melemah, Ini Saham Top Losers Indeks LQ45

Selain itu, indeks Bursa Efek Indonesia (BEI) juga akan menghadapi fenomena normalisasi laba bersih emiten, utamanya berasal dari sektor komoditas. Sebagaimana diketahui, pada tahun ini emiten komoditas mencatatkan lonjakan laba bersih, imbas dari harga komoditas global yang tinggi.

"Kemudian juga mengalami normalisasi comodity supercycyle, meskipun dampak comodity price decline enggak akan balik ke level pre Covid," kata Adrian, dalam Media Gathering & Presentasi Macroeconomic Outlook Bank Mandiri, Selasa (20/12/2022).

Meskipun menghadapi tantangan-tantangan tersebut, Mandiri Sekuritas optimis, IHSG mampu tumbuh double digit pada tahun depan. Optimisime ini dibangun dengan melihat kinerja indeks bursa saham nasional yang saat ini tetap positif di tengah tekanan global.

Baca juga: Mayoritas Saham Bergerak di Zona Negatif, IHSG Sesi I Ditutup Melemah

"Kami baru revisi indeks target kita, IHSG kita expect 2023 target indeks di level 7.510," ujarnya.

Kenaikan IHSG sebesar 10 persen diprediksi terjadi meskipun tingkat pertumbuhan laba per saham (earning per share/EPS) diproyeksi hanya akan tumbuh sebesar 5 persen. Adanya perlambatan pertumbuhan EPS utamanya disebabkan oleh normalisasi laba bersih emiten komoditas.

"Kontribusi dari sektor komoditas dari sisi kapitalisasi pasar hanya sekitar 7 persen. Itu yang menyebabkan akan terjadi penuruna harga komoditas dampak terhadap indeks tidak sesignifikan itu, karena bobot hanya 7 persen," ucapnya.

Baca juga: Lanjutkan Pelemahan, IHSG Dibuka di Zona Negatif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com