Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Bedanya Bendungan, Bendung, Dam, Embung, dan Waduk?

Kompas.com - 24/12/2022, 00:36 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang awam beranggapan kalau bendung dan bendungan adalah sama. Padahal keduanya adalah karya sipil yang berbeda.

Baik bendungan maupun bendung, memang memiliki kesamaan, yakni sama-sama sebagai penampung air yang berperan sebagai irigasi maupun pencegahan banjir.

Selain itu, kesamaan lainnya yakni keduanya sama-sama membendung aliran air sungai. Dalam Bahasa Inggris, bendungan disebut dengan dam, sementara bendung memiliki istilah weir.

Istilah lain yang dikenal dalam konstruksi sipil pengendalian air adalah dam, embung, dan waduk.

Baca juga: Mengenal Bendungan Kering, Jurus Jokowi Kendalikan Banjir di Jakarta

Lalu apa perbedaan bendung dan bendungan?

Dikutip dari laman Simantu Kementerian PUPR, bendung adalah bangunan yang dipergunakan untuk meninggikan muka air di sungai sampai ketinggian yang diperlukan.

Tujuan pembangunan bendung adalah agar air mengalir ke saluran irigasi dan petak sawah yang ketinggian airnya diatur dengan mekanisme buka tutup pintu air.

Beberapa bendung dibangun dengan tidak memiliki pintu air, sehingga air yang ada dibiarkan meluap dan mengalir dari bagian atas bendung.

Suasana di Bendung Katulampa Bogor, Senin (6/2/2018).KOMPAS.com/Ramdhan Triyadi Bempah Suasana di Bendung Katulampa Bogor, Senin (6/2/2018).

Sementara bendungan adalah bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, dan beton, yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air. Dam adalah nama lain dari konstruksi bendungan.

Baca juga: Konsep ala Anies Kodrat Air Hujan Dialirkan ke Tanah Bakal Diterapkan di IKN

Bendungan atau dam dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang, atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk (reservoir).

Waduk adalah wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan sehingga menyebabkan genangan air dalam ketinggian tertentu (cadangan air).

Bendungan Sei Gong di Kota Batam, Kepulauan Riau.Dok. Kementerian PUPR Bendungan Sei Gong di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Bendungan sendiri terbagi dalam beberapa jenis sesuai dengan ketinggian urukannya yakni bendungan dengan tinggi 10-15 meter yang diukur dari dasar pondasi terdalam, lalu bendungan dengan tinggi 15 meter lebih.

Baca juga: Rentetan Kecelakaan Kerja di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Kriteria lain sebuah urukan disebut bendungan yakni debit banjir maksimal yang diperhitungkan paling sedikit 1.000 meter kubik per detik dan daya tampung waduk paling sedikit 500.000 meter kubik.

Bendungan biasanya dilengkapi dengan pintu air yang berukuran raksasa, yang fungsinya untuk mengendalikan air yang keluar dari waduk.

Lain lagi dengan embung. Embung adalah bangunan berbentuk cekung yang berfungsi untuk menampung kelebihan air pada saat terjadi hujan.

Air yang ditampung tadi digunakan sebagai persediaan suatu desa saat musim kering tiba atau sebagai resapan guna menjaga ketersediaan air tanah.

Embung Kledung di Temanggung, Jawa Tengah dengan latar belakang Gunung Sumbing.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Embung Kledung di Temanggung, Jawa Tengah dengan latar belakang Gunung Sumbing.

Embung ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas air yang ada di sungai atau pun di danau.

Baca juga: Deretan 7 Jalan Tol Terpanjang di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com