Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmi Jadi Bank Kustodian, BTN Targetkan Dana Kelolaan Rp 12 Triliun di Tahun Pertama

Kompas.com - 27/12/2022, 19:10 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN resmi menjadi bank kustodian setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai kustodian pada 17 November lalu, Bank BTN menjalin kerja sama dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, setelah terdaftar sebagai Pemegang Rekening KSEI, BTN Kustodian dapat memberikan layanan dan menjalin kerjasama dengan nasabah dan atau investor yang berinvestasi melalui pasar modal dalam memberikan jasa administrasi efek, penyelesaian transaksi dan mengurus hak-hak nasabah sehubungan dengan efek yang dimiliki dan diadministrasikan di kustodian BTN.

Sebagai bank kustodian, BTN akan bersaing dengan 23 bank lain yang sudah lebih lama bergelut di bisnis jasa kustodian. Namun dia optimistis BTN akan mampu bersaing dengan bank lokal maupun asing tersebut dengan berbagai macam strategi.

Baca juga: BTN Tetapkan Harga Rights Issue Rp 1.200 per Saham

Selain sistem kustodian yang mumpuni, setiap nasabah dilayani oleh petugas bank yang fokus melayani nasabah perorangan atau institusi, proses rekonsiliasi portofolio nasabah dilakukan setiap hari, dan terdapat pembagian akses level serta dual control atau kontrol ganda sehingga lebih aman serta biaya jasa layanan kustodian Bank BTN yang kompetitif.

"Status Kustodian ini akan menambah layanan BTN bagi nasabah yang akan melakukan investasi di pasar modal," ujarnya di Jakarta, Selasa (27/12/2022).

Melihat makin tingginya minat investasi dan berkembangnya pasar modal di tanah air, Nixon menilai prospek bisnis Kustodian akan makin bagus.

Dengan Bank BTN terjun ke bisnis ini, perseroan menargetkan dapat mengelola dana dari nasabah institusi yang menggunakan jasa kustodian sekitar Rp 12 triliun pada satu tahun pertama.

Baca juga: Tekan Biaya Dana, BTN Fokus Tingkatkan Margin Bunga Bersih

"Dengan memperluas bisnis menjadi bank kustodian, kami juga berharap ada peningkatkan pendapatan bank di luar pendapatan dari bunga kredit atau fee based income, di mana jasa Kustodian berkontribusi sekitar Rp 3,6 miliar pada tahun pertama dan dapat menembus Rp 7 miliar dalam 5 tahun mendatang," jelasnya.

Dengan bertambahnya jasa layanan BTN sebagai kustodian, Nixon menilai, Bank BTN dapat meningkatkan kecepatan dan kenyamanan layanan kepada nasabah wealth management BTN.

Selain itu, BTN juga makin menunjukkan komitmennya dalam mendukung secara konsisten pasar modal di Indonesia. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah investor pasar modal yang terus berjalan hingga saat ini.

Sampai dengan 16 Desember 2022, total jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 10,24 juta investor atau tumbuh 36,7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan didominasi investor Individu lebih dari 99 persen.

Peningkatan juga terjadi dari sisi nilai aset yang tersimpan, yang meningkat 15,8 persen dibandingkan akhir 2021 menjadi Rp 6.531 triliun di 16 Desember 2022.

Dari seluruh aset tersebut, lebih dari 61 persen tersimpan di bank kustodian, khususnya didominasi oleh investor institusi. Hal ini memperlihatkan pentingnya peran bank kustodian di pasar modal Indonesia.

Baca juga: Lewat Rights Issue, Rasio Kecukupan Modal BTN Bakal Meningkat Lebih dari 2 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com