Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BTN Optimistis Laba Bersih Tembus Rp 3 Triliun pada 2022

Kompas.com - 04/01/2023, 16:45 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten bank, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), optimistis laba bersih perusahaan dapat tumbuh signifikan sepanjang tahun 2022. Ini didukung oleh berbagai upaya yang telah dilakukan perusahaan, mulai dari perbaikan struktur dana hingga perbaikan kualitas kredit.

Bank spesialis pembiayaan properti itu menargetkan, laba bersih pada 2022 mencapai Rp 3 triliun. Ini lebih tinggi 26,58 persen dari realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp 2,37 triliun, dan juga lebih tinggi dari proyeksi konsensus analis sebesar Rp 2,8 triliun.

Mengacu kepada dokumen laporan keuangan bulanan perusahaan, hingga November 2022 BTN telah membukukan laba bersih sebesar Rp 2,79 triliun. Realisasi ini melesat 41,51 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 1,97 triliun.

Baca juga: Lakukan Banyak Perubahan, Bos BTN: Laba Tahun Ini Paling Tinggi Bahkan dari Sebelum Pandemi

Selain laba yang tembus Rp 3 triliun, Wakil Direktur BTN Nixon L.P Napitupulu mengatakan, aset bank diperkirakan akan tembus Rp 400 triliun. Adapun hingga November, aset BTN telah menembus Rp 397,51 triliun.

“Ini sejarah buat BTN, di mana efisiensi biaya dana bisa membuat aset kita akhir tahun 2022 bakal tembus Rp 400 triliun dengan penyaluran kredit mencapai Rp 300 triliun," ujarnya, dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu (4/1/2023).

Salah satu penopang utama laba bersih, Nixon menambah, adalah keberhasilan manajemen menurunkan biaya dana secara signifikan. Langkah itu dilakukan dengan memperbanyak porsi dana murah (current account saving account/CASA) melalui inovasi digital.

Selain mengubah struktur biaya dana, perusahaan juga melakukan perbaikan fundamental dengan memperbaiki kualitas kredit. Ini dilakukan melalui beberapa langkah, mulai dari menjual atau mengalihkan kredit macet senilai Rp 1 triliun, yang kemudian hasilnya manajemen dapat menurunkan biaya pencadangan dan meningkatkan kemampuan menyalurkan kredit baru.

Kedua, kembali ke khittah sebagai bank penyalur kredit rumah. Nixon menjelaskan, manajemen belajar banyak dari kekeliruan membiayai proyek apartemen. Segmen ini bukanlah bisnis utama BTN.

"Keahlian kami di pembiayaan rumah tapak. Potensi pasarnya bukan hanya sangat besar, juga menjanjikan margin tinggi. Yang perlu kami lakukan adalah menciptakan inovasi tapi tetap dalam konteks pembiayaan rumah tapak,” tuturnya.

Ada beberapa inovasi yang ditempuh manajemen. Antara lain meluncurkan KPR dengan skema rent to own untuk menggarap pasar milenial dan pasangan mudah, memberikan top up loan untuk debitur eksisting hingga menyalurkan kredit berbasis ekosistem dengan menggandeng digital platform yang fokus pada pemenuhan kebutuhan rumah.

Baca juga: Siasati Nasabah Lari ke Pinjol, BTN Perkuat Pasar di Market Top Up Pinjaman

“Kita sudah puluhan tahun menyalurkan KPR dan kondisi debitur tentu terus berubah setiap waktu. Penghasilan mereka, kebutuhan dan rencana finansial lainnya. Ini tentu peluang bagus bagi kami untuk memenuhi kebutuhan finansial dengan men-top up KPR,” katanya.

Kemudian, BTN juga mendigitalisasi proses pemberian KPR. Direktur IT dan Digital BTN Andi Nirworto menjelaskan, digitalisasi KPR bukan hanya memangkas waktu dan memberikan kepastian kepada calon debitur, juga berhasil memenuhi keinginan nasabah masa kini.

"Milenial dan para keluarga muda sangat menginginkan KPR yang prosesnya mudah, cepat dan bisa dijangkau oleh aplikasi. Kami menjawab kebutuhan itu dan responnya sangat tinggi,” kata Andi.

Andi menjelaskan BTN Digital Mortgage Ecosystem dirancang untuk dapat menyediakan layanan digital yang memenuhi empat aspek yakni living, renting, buying, dan selling. Dengan begitu, nasabah tidak hanya mudah mencari properti dan mengajukan pinjaman, tapi juga memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk perawatan dan kebersihan hunian.

Andi menuturkan, dana yang dibelanjakan untuk mengembangkan aplikasi supper apps yang rencananya diluncurkan Februari 2023 ini tidak sampai Rp 10 miliar. Sedangkan secara keseluruhan, dengan memperhitungkan biaya infrastruktur dan keamanan, kebutuhan dana masih di bawah Rp 50 miliar.

"Kita menargetkan di tahun pertama, super apps akan mendorong penambahan 1 juta pengguna baru, yang dikombinasikan dengan kenaikan 25-30 persen volume transaksi," ucapnya.

Baca juga: BTN Bidik Pasar KPR Segmen Menengah Atas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com