Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moody’s Sebut 2023 Bakal Terjadi "Slowcession", Apa Itu?

Kompas.com - 04/01/2023, 20:09 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Banyak CEO, investor, dan konsumen khawatir tentang resesi pada tahun 2023. Tetapi Moody's Analytics mengatakan skenario yang lebih mungkin terjadi adalah slowcession atau perlambatan ekonomi.  Suatu kondisi di mana pertumbuhan hampir terhenti tetapi penurunan ekonomi dapat dihindari.

"Dalam hampir semua skenario, ekonomi tahun 2023 akan sulit," tulis kepala ekonom Moody's Analytics Mark Zandi, mengutip CNN, Rabu (4/1/2023).

“Tapi inflasi berjalan moderat, dan fundamental ekonomi sehat. Dengan beberapa kebijakan suku bunga oleh The Fed, pelemahan ekonomi bisa terhindar,” lanjutnya.

Baca juga: Ramalan Buruk IMF: Sepertiga Ekonomi Dunia Bakal Resesi pada 2023

Zandi mengatakan, dalam perlambatan ekonomi berarti ekonomi hampir terhenti, tetapi tidak pernah mundur. Tanda-tanda slowcession antara lain tingkat pengangguran yang bertambah, namun tidak melonjak signifikan.

Mengingat semua kekhawatiran tentang resesi ekonomi, perlambatan seperti itu membuat lega banyak orang.

Kekhawatiran resesi membuat 2022 sebagai tahun terburuk bagi pasar saham Amerika Serikat sejak 2008.  Berdasarkan catatan CFRA Research, indeks S&P 500 anjlok 19,4 persen, dan merupakan penurunan terbesar keempat sejak tahun 1945.

Potensi resesi juga dipengaruhi oleh langkah The Fed yang menekan laju inflasi dengan menaikkan suku bunga, membuat para pemimpin bisnis dan CEO semakin yakin tentang resesi 2023.

Zandi mengungkapkan, saat ini kondisi ekonomi AS semakin membaik. Ini terlihat dari fundamental yang relatif kuat, termasuk bisnis yang menguntungkan, neraca konsumen yang sehat, dan sistem perbankan yang lebih baik dari sebelumnya.

“Penting juga untuk tidak meyakinkan diri kita sendiri bahwa resesi tidak dapat dihindari,” tambah Zandi.

Baca juga: 6 Tips Hadapi Potensi Resesi untuk Milenial

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com