Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghuni Papan Pencatatan Ekonomi Baru Berpotensi Bertambah

Kompas.com - 05/01/2023, 14:57 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah emiten yang masuk ke papan pencatatan ekonomi baru atau new economy berpotensi bertambah. Ini seiring dengan masih tingginya minat perusahaan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, perusahaan bisa langsung tercatat ke papan pencatatan saham teranyar tersebut, selama memenuhi ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Bursa Nomor I-Y.

"Kami tentu berharap terdapat penambahan perusahaan di Papan Ekonomi Baru," ujar dia kepada wartawan, dikutip Kamis (5/1/2023).

Baca juga: Investor Asing Masih Catatkan Net Sell, Saham BBRI, BBCA, hingga EXCL Paling Banyak Dilego

Adapun kriteria saham yang dapat tercatat di papan ekonomi baru adalah emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi. Kemudian, emiten yang menggunakan teknologi untuk menciptakan inovasi produk atau jasa yang meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi serta memiliki kemanfaatan sosial. Karakteristik terakhir, emiten masuk dalam bidang usaha yang ditetapkan oleh bursa.

Adapun bidang usaha yang ditetapkan meliputi teknologi industri otonom, genom dan/atau biomedis, teknologi keuangan, cloud computing, kamanan siber, mobil masa depan, permainan video, serta bidang usaha lain yang ditetapkan.

Apabila memenuhi kriteria tersebut, BEI akan langsung memilahnya. Setelah lolos seleksi, emiten akan masuk ke dalam papan pencatatan saham yang setara dengan papan utama itu.

Baca juga: Kehadiran Papan Ekonomi Baru Dinilai Dapat Dorong Pertumbuhan Ekonomi


Lebih lanjut Nyoman bilang, manfaat papan ekonomi baru bagi perusahaan tercatat adalah dapat dicatatkan dengan peers yang sejenis yaitu perusahaan yang memanfaatkan teknologi untuk menciptakan inovasi produk atau jasa yang meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi serta memiliki kemanfaatan sosial.

"Selain itu, bursa juga telah melakukan koordinasi dengan beberapa indeks major seperti MSCI dan FTSE terkait kesetaraan papan ekonomi baru dengan papan utama yang sudah ada di bursa saat ini," ucapnya

Papan ekonomi baru saat ini dihuni oleh tiga emiten teknologi. Ketiga emiten itu ialah, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI).

Baca juga: BEI Disarankan Beri Perbedaan Mekanisme untuk Papan Ekonomi Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com