Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duet BUMN Indonesia dan Malaysia Kuasai 88 Persen Produksi CPO Dunia

Kompas.com - 10/01/2023, 09:29 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


KOMPAS.com – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menjalin kerja sama dengan FGV Holdings Berhad (FGV), salah satu perusahaan BUMN Malaysia.

Kerja sama ini berpotensi memperkuat posisi Indonesia dan Malaysia untuk dapat berperan sebagai pemain utama dalam bisnis sawit di dunia.

Betapa tidak, duet kedua perusahaan pelat merah ini membuat Indonesia dan Malaysia akan menguasai 88 persen hingga 90 persen produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) dunia dan 32 persen dari produksi edible oil dunia.

Baca juga: Indonesia-Malaysia Sepakat Perangi Diskriminasi terhadap Kelapa Sawit

FGV merupakan salah satu produsen sawit terbesar di dunia dan commercial arm dari Federal Land Development Authority (Felda).

BUMN Malaysia itu mengelola lahan produksi lebih dari 439.725 Ha dan memiliki lebih dari 45.000 pekerja.

Perusahaan tersebut juga telah melantai di Bursa Malaysia sejak tahun 2012 yang menjadi IPO terbesar ketiga dunia pada saat itu, dengan pendanaan mencapai 10,4 miliar ringgit Malaysia.

Kegiatan usaha yang menjadi Core business FGV di antaranya kelapa sawit (hulu dan hilir), karet (hulu), bio-renewable energy, bisnis gula, dan logistic (transportasi, tangki minyak nabati dan liquid terminal) yang tersebar di banyak negara di benua Amerika, Eropa, hingga Asia.

Baca juga: Profil Wilmar: Produsen Sania dan Fortune, Punya Kebun Sawit Terluas

BUMN Indonesia dan Malaysia teken MoC

Kini, perusahaan asal Negeri Jiran tersebut berduet dengan perusahaan BUMN Indonesia. kedua belah pihak telah meneken Memorandum of Collaboration (MoC).

Penandatanganan MoC ini dilakukan di sela kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim di Jakarta pada Minggu (8/1/2023).

Penandatanganan kesepakatan kerja sama tersebut dilakukan oleh Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani bersama Dato’ Mohd. Nazrul Izam Mansor, sebagai Group Chief Executive Officer (Senior Management FGV).

Hadir pula Group Chief Strategy Officer FGV Holdings Salman Ghazali, Executive Assistant to GCEO FGV Holdings Azwa Affendi Bakhtiar, Wakil Direktur Utama PTPN III (Persero) Denaldy Mulino Mauna, Direktur Pemasaran PTPN III (Persero) Dwi Sutoro, Direktur Umum PTPN III (Persero), Doni P. Gandamiharja dan Direktur PT Perkebunan Nusantara V Jatmiko Krisna Santosa.

Baca juga: Penjualan Sawit Moncer, PTPN Group Raup Laba Rp 3,86 Triliun

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menyampaikan bahwa MoC tersebut berlaku selama satu tahun.

“Artinya, dalam kurun waktu satu tahun tersebut masing-masing pihak akan menyusun kelayakan obyek kerja sama di bidang yang telah disepakati dalam MOC untuk ditingkatkan kedalam perjanjian kerja sama yang lebih definitive,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip pada Selasa (10/11/2023).

Kerja sama kedua belah pihak dilakukan dengan membentuk kemitraan strategis, antara lain meliputi sektor hulu dan hilir komoditi non kelapa sawit, sektor hilir komoditi kelapa sawit, sektor hulu komoditi kelapa sawit di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia, sektor ketahanan pangan nasional, pasar internasional, dan peningkatan kapabilitas SDM, serta transfer teknologi.

“Ini adalah salah satu upaya kita untuk semakin menguatkan bisnis sawit Indonesia di tingkat global, serta peningkatan kemampuan SDM dan teknologi di bidang agroindustri kedua belah pihak, dan tidak kalah penting adalah menjadi sebagian dari program ketahanan pangan di negara masing-masing,” ujar Abdul Ghani.

Baca juga: Holding BUMN Perkebunan Luncurkan Institut Teknologi Sawit Indonesia

Ghani berharap, MoC ini dapat meningkatkan tata kelola industri kelapa sawit yang berkelanjutan bagi kedua perusahaan, dimana PTPN merupakan perusahaan perkebunan yang memiliki komitmen sangat kuat dalam menerapkan konsep bisnis yang berorientasi pada ESG (Environmental, Social and Corporate Governance).

Seiring dengan semakin baiknya kepedulian terhadap lingkungan, sertifikasi yang berorientasi pada sustainability, berdampak juga pada peningkatan harga produk PTPN yang dihasilkan.

“Seiring dengan komitmen yang sangat kuat terhadap ESG, tahun ini kami menergerkan seluruh kebun dan pabrik PTPN mendapatkan sertifikat berkelanjutan berstandar internasional, yakni RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil),” tambahnya.

Baca juga: Penjualan Moncer, PTPN Group Cetak Laba Bersih Rp 5,06 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com