Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keran Impor Bawang Putih hingga Kedelai Bakal Kembali Dibuka

Kompas.com - 10/01/2023, 15:21 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana akan mengimpor 4 komoditas yakni bawang putih, daging sapi dan kerbau, gula konsumsi, dan kedelai.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, rencana impor tersebut dilakukan pada 2023 menyusul sudah masuknya daftar 4 komoditas tersebut ke neraca komoditas yang sebelumnya dibahas dalam rapat koordinasi terbatas (Rakortas) di Kementerian Perekonomian.

"Kita sudah menyiapkan neraca komoditas dari Kemenko Perekonomian, (komoditas yang diimpor) itu bawang putih, gula konsumsi, daging ruminansia kerbau dan sapi, kedelai," ujar Arief saat dijumpai di Jakarta, Selasa (10/1/2023).

Baca juga: Bapanas: Harga Cabai dan Telur Ayam Berangsur Turun

Impor 4 komoditas tersebut bukan baru pertama kali terjadi. Sebab impor tersebut juga kerap dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, terutama jelang Ramadhan dan Idul Fitri.

Sementara terkait beras, lanjut Arief, memang sudah menjadi komoditas yang diimpor oada 2022 dan kemudian dilanjutkan di awal 2023.

"Jadi hanya 4 yang impor, kalau beras memang sudah ada dari tahun sebelumnya, 500.000 ton, 200.000 di Desember, 300.000 Januari-Februari (2023)," imbuhnya.

Sementara itu, Arif juga menyebutkan ada salah satu komoditas yang rencananya akan diekspor di tahun ini.

Arief mengatakan, Indonesia akan mengekspor jagung sebanyak 200.000 ton ke Vietnam, Filipina, dan Malaysia.

"Tahun ini kita jadwalkan 3 bulan pertama, kita udah ketemu Duta Besarnya (Dubes), udah ketemu pengusaha Malaysia. Jadi ini yang Badan Pangan kerjakan," ungkap Arief.

Baca juga: Harga Bahan Pangan Naik, BI Perkirakan Inflasi Januari 2023 Capai 0,40 Persen


Sebelumnya, Bapanas menyebut importasi beras yang rencananya akan dilakukan pemerintah tidak akan merugikan petani.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, keputusan impor beras akan dilakukan secara terukur dan jumlahnya tidak banyak.

"Kemudian kalau ada isu misalnya dengan impor (merugikan) harga petani, enggak. Ini sangat terukur, tidak banyak-banyak dan itu hanya di Bulog, tidak di siapa-siapa dan itu pengawasan keluarnya ketat, Badan Pangan bersama Bulog menjamin itu. Kalau ada isu akan merugikan petani, tidak," ujarnya usai meninjau kebutuhan pokok di ritel Hypermart Puri Indah Jakarta, Kamis (8/12/2022).

Lebih lanjut Arief memaparkan, saat ini stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) milik Bulog tersisa 290.000 ton beras. Menurutnya, Bulog sangat memerlukan stok tambahan dikarenakan sebagai antisipasi kejadian luar biasa seperti bencana alam.

Baca juga: Jelang Panen Raya, Mendag Minta Bulog Tuntaskan Impor Beras 500.000 Ton

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com