JAKARTA, KOMPAS.com - Atome Indonesia mencatat mencetak pertumbuhan transaksi hingga 360 kali di 2022, dengan penghasilan gross merchandise value (GMV) yang tercatat sebanyak 420 kali lebih banyak dibandingkan akhir tahun 2020.
General Manager Atome Indonesia Winardi Wijaya mengatakan, angka ini didapatkan dari total pembiayaan yang telah diberikan kepada pengguna Atome dimana 70 persen dari mereka mayoritas berasal dari daerah Jawa dan Bali.
"Angka ini menjadi pendorong bagi kami untuk dapat memperluas layanan paylater agar bisa dinikmati oleh masyarakat yang lebih luas lagi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (10/1/2023).
Baca juga: Sistem Pay Later Berkembang Pesat, Literasi Keuangan Harus Ditingkatkan
Pada 2022, Atome juga mencatat pertumbuhan pengguna Atome sebesar 9.600 persen, dengan lebih dari 5 juta pengunduh aplikasi di Indonesia. Sebanyak 54 persen dari angka itu berasal dari generasi Z dan milenial dengan persentase pengguna wanita sebanyak 70 persen.
Menurutnya, besarnya minat generasi Z dan milenial ini didorong oleh kemajuan era digital, dimana mereka bisa mendapatkan semua kebutuhan melalui ponsel mulai dari fashion, kecantikan, gaya hidup, kebugaran, edukasi, elektronik, travel hingga peralatan rumah tangga.
Baca juga: Kini Ada Aplikasi Pay Later Khusus untuk Pemilik Warung
Untuk itu, Atome bermitra dengan beberapa brand besar seperti MAP Group, H&M, Matahari Department Store, Giordano Group, Sociolla, Gold Gym, hingga Kanmo Group.
Hingga saat ini, Atome telah bermitra dengan sekitar 700 merchant dan lebih dari 10.000 toko offline di Indonesia.
"Ekosistem ini masih terus kami perluas sehingga kedepannya, pengguna dapat dengan mudah mengakses seluruh kebutuhan mereka dengan opsi pembayaran paylater Atome," kata Winardi.
Baca juga: Pengguna Paylater Meningkat, Risiko NPL Semakin Tinggi
Dari besarnya ekosistem tersebut, Winardi mengatakan bahwa lebih dari 95 persen pengguna mengambil opsi tenor cicilan pembayaran untuk 3 bulan dan 6 bulan.
"Kinerja pembiayaan Atome sepanjang 2022 kemarin juga mendukung angka non performing loan (NPL) yang kami miliki dalam batas yang rendah dan terjaga dengan sangat baik," ucapnya.