Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahlil Cerita Bedanya Jadi Pengusaha dan Menteri di Depan Mahasiswa Harvard

Kompas.com - 11/01/2023, 06:10 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengungkapkan perbedaan menjadi menteri dan pengusaha di hadapan 50 mahasiswa-mahasiswi pascasarjana dari Universitas Harvard, Amerika Serikat (AS) yang berkunjung ke Kantor Kementerian Investasi.

Seperti diketahui, sebelum jadi menteri, Bahlil aktif sebagai pengusaha. Bahkan ia sempat jadi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) periode 2015–2019.

"Pengusaha jadi orang yang merdeka sekarang. Kalau jadi pengusaha, waktu tidur tidak ada yang mengatur," ujarnya dalam siaran pers Kementerian Investasi, Selasa (10/1/2023).

Baca juga: Soal Hilirisasi, Bahlil: Saya Bingung dengan Cara Berpikir Negara Maju...

"Tetapi ketika menjadi menteri, saya diperintah oleh undang-undang dan aturan protokoler (harus ikuti aturan)," sambung dia.

Meski begitu kata Bahlil, menjadi seorang menteri di pemerintahan bisa merumuskan berbagai kebijakan untuk kesejahteraan masyarakat.

"Jangan pernah mau dan lengah untuk menyerahkan kekuasaan kepada orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata dia.

Ia berharap para mahasiswa berpartisipasi aktif turut mendukung pembangunan di daerahnya masing-masing melalui profesi yang dijalaninya kelak.

Baca juga: Bahlil: Kita Harus Jadikan Orang Daerah Jadi Tuan di Negeri Sendiri


Bahlil lantas memberikan motivasi kepada para mahasiswa Harvard yang hadir bahwa di dunia tidak ada satu pun hal yang tidak mungkin terjadi.

Dia mengatakan semua orang bisa menjadi menteri jika berusaha dengan sungguh-sungguh dan memegang teguh integritas.

"Saya tidak berpartai, saya bukan anak jenderal, saya bukan anak konglomerat, dan bukan anak sahabat dari konglomerat. Satu hal yang bisa saya percaya bahwa ketika Anda melakukan pekerjaaan dengan baik dan khusyuk, saya yakin Tuhan akan memberikan jalan yang terbaik," kata Bahlil.

Baca juga: Ada Bayang-bayang Resesi Global, Bahlil Optimistis Ekonomi RI Punya Secercah Harapan

Salah satu mahasiswa Universitas Harvard asal Indonesia yang belajar di bidang kebijakan publik, Windy Dewi mengapresiasi Kementerian Investasi atas undangan dan sambutan baik yang diberikan.

Hal tersebut selaras dengan antusiasme para mahasiswa yang tertarik untuk belajar tentang iklim investasi di Indonesia dan regulasi yang menaunginya.

"Banyak sekali pertanyaan yang menarik dari teman-teman di Harvard termasuk regulasi terkait kripto, nikel, kendaraan listrik yang ramah lingkungan, serta bagaimana menjadi menteri. Itu semua terbahas oleh Pak Bahlil," ucap Windy.

Baca juga: Bahlil: Berkat Investasi, Masyarakat Maluku Utara Paling Bahagia

Abhinav, seorang mahasiswa asal Amerika Serikat di jurusan yang sama mengungkapkan kesan positif terhadap kegiatan ini karena memuat wawasan tentang iklim investasi di Indonesia.

Selain itu, juga memberikan gambaran betapa dinamisnya Indonesia sebagai tujuan investasi yang berkembang di masa depan dengan potensi besar di berbagai sektor.

"Jadi saya pikir dari apa yang saya amati dan apa yang saya pelajari menunjukkan bahwa Indonesia meningkatkan kepemimpinannya di panggung global dalam hal energi hijau, perubahan iklim, dan tentu saja transisi energi," kata Abhinav.

Baca juga: Bahlil Minta Investor Asing Berdayakan Masyarakat di Daerah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com