Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didukung Proyeksi Pemintaan yang Tinggi, Harga Minyak Dunia Naik Tipis

Kompas.com - 11/01/2023, 07:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan tipis pada perdagangan Selasa (10/1/2023) waktu setempat atau Rabu pagi waktu Indonesia/WIB. Pergerakan harga minyak mentah dibayangi oleh proyeksi konsumsi minyak bumi global di tahun 2024.

Mengutip CNBC, harga Brent dan West Texas Intermediate (WTI) naik 0,6 persen, masing-masing menjadi 80,10 dollar AS per barrel dan 75,12 dollar AS per barrel.

Pemerintah AS melalui Energy Information Administration (EIA) memperkirakan konsumsi minyak bumi secara global akan mengalami kenaikan di tahun 2024 karena nilai tukar dollar AS berada di posisi terendah dalam 7 bulan terakhir.

Baca juga: Tekan Harga Cabai, Bapanas Kembangkan Teknologi Green House

Konsumsi global bahan bakar cair diperkirakan akan mencapai 102,2 juta barrel per hari pada tahun 2024, terutama didorong oleh pertumbuhan di negara-negara seperti India dan China, yang mencerminkan tren positif dalam aktivitas ekonomi.

Selain itu, pasar juga masih menunggu kejelasan tentang rencana Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga. Di sisi lain, investor memperhatikan data IHK AS pada hari Kamis untuk indikasi prospek jangka pendek.

“Data hari Kamis dapat dengan mudah mengklarifikasi arah pasar keuangan dan minyak untuk beberapa minggu mendatang,” kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM.

Baca juga: Bahlil Cerita Bedanya Jadi Pengusaha dan Menteri di Depan Mahasiswa Harvard

“Dollar AS akan jatuh jika inflasi berada di bawah ekspektasi atau di bawah pencapaian pada November 2022 lalu,” tambah Varga.

Dollar AS terjun pada level terendahnya selama 7 bulan terakhir. Dengan nilai tukar dollar AS yang lebih rendah, akan meningkatkan permintaan minyak, karena komoditas berdenominasi greenback menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan, bank sentral AS harus menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk memerangi inflasi yang tinggi dan kemungkinan akan menyebabkan kondisi pasar kerja yang lebih lemah.

Di sisi lain, importir terbesar minyak dunia, China pada hari Senin membuka perbatasannya selama akhir pekan untuk pertama kalinya dalam tiga tahun. China juga mengeluarkan kuota impor minyak mentah gelombang kedua 2023, yang mengalami kenaikan 20 persen dari tahun lalu.

“Permintaan minyak mentah sedang mencoba untuk memantapkan dasarnya, karena China telah mencabut sebagian besar pembatasan perjalanan dan perdagangan internasional,” kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

Sebagian analis mengatakan kebangkitan permintaan China mungkin hanya memberikan dukungan terbatas pada harga minyak di bawah tekanan ke bawah dari ekonomi global.

“Mengingat pemulihan konsumsi masih pada tahap yang diharapkan, harga minyak kemungkinan besar akan tetap berada pada kisaran rendah,” kata analis dari Haitong Futures.

Baca juga: Hapus Kemiskinan Ekstrem, Pemerintah Janji Dampingi Pelaku Usaha Mikro

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com