Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Diprediksi Tak Akan Alami Resesi pada 2023, tapi Bakal Hadapi Penurunan Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 11/01/2023, 19:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki tahun 2023, dunia diprediski akan menghadapi berbagai tantangan yang dapat menyebabkan resesi global. Indonesia sendiri disebut tidak akan mengalami stagflasi atau resesi, tetapi tetap akan menerima dampak dari tantangan ini berupa turunnya angka pertumbuhan ekonomi.

Pengamat ekonomi sekaligus Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko mengatakan, ada beberapa hal yang akan menekan Indonesia sepanjang tahun ini, misalnya kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed.

"Hal ini akan menekan likuiditas, karena ada portofolio kapital yang keluar dari Indonesia sehingga rupiah melamah. Indikator kalau Indonesia mengalami tekanan sudah terasa misalnya kurs relatif lebih tinggi dari waktu yang lalu, cadangan devisa juga terkuras, dan likuiditas dollar relatif ketat," kata dia dalam acara Forum Diskusi Denpasar 12 bertajuk Prospek Ekonomi Indonesia 2023 secara virtual, Rabu (11/1/2023).

Baca juga: Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,8 Persen pada 2023

Di tengah berbagai tantangan finansial itu, ia bilang, tekanan yang terjadi di Indonesia relatif lebih moderat.

Selanjutnya, ia menyoroti, Indonesia diuntungkan dengan adanya fenomena naiknya harga komoditas. Harga dan permintaan terhadap beberapa komoditas tumbuh.

Kenaikan harga komoditas berlangsung sepanjang tahun 2022 dan diprediksi masih akan terasa hingga kuartal I-2023.

Baca juga: Belanja Politik Jelang Pemilu Akan Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi RI Rp 119 Triliun pada 2023

 


Namun demikian, ada kemungkinan tekanan terkait harga komoditas ini akan terjadi pada kuartal II-2023. Pasalnya, negara-negara utama di dunia kemungkinan akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang rendah.

"Kalau Amerika Serikat, Eropa, Jepang, China itu pertumbuhan (ekonomi) rendah, maka demand terhadap komoditas itu akan turun. Apalagi. saat harga komoditas mulai turun, revenue Indonesia dari ekspor itu juga akan turun mulai kuartal II tahun ini," terang dia.

"Itu akan memberikan tekanan terhadap ekonomi Indonesia," imbuh dia.

Baca juga: Mandiri Sekuritas Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 2023 di Kisaran 4,9 Persen

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com