Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didukung Optimisme Ekonomi Global, Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen

Kompas.com - 12/01/2023, 07:36 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Rabu (11/1/2023) waktu New York, atau Kamis pagi waktu Indonesia (WIB). Pergerakan harga minyak dunia didorong oleh optimisme pemulihan ekonomi global.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent berjangka naik 2,46 dollar AS, atau 3,1 persen, menjadi 82,56 dollar AS per barrel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,33 dollar AS, atau naik 3,1 persen, menjadi 77,45 dollar AS per barrel.

Kenaikan harga minyak lebih dari 3 persen tersebut merupakan level tertinggi dalam sepekan terakhir. Harapan akan prospek ekonomi global yang lebih baik, serta kekhawatiran atas dampak sanksi terhadap produksi minyak mentah Rusia melebihi kejutan besar dalam stok minyak mentah AS.

Baca juga: Prospek Permintaan China dan Kebijakan The Fed Kerek Harga Minyak Dunia Naik

Sentimen tersebut juga menempatkan kedua minyak dunia di level tertinggi sejak 30 Desember 2022, di mana WTI naik untuk pertama kalinya sejak Oktober 2022 dan Brent naik untuk pertama kalinya sejak Desember 2022.

Sentimen positif juga muncul dari ekuitas global yang naik di tengah prospek angka inflasi dan pendapatan AS yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat. Jika inflasi berada di bawah ekspektasi, akan mendorong nilai tukar dollar AS lebih rendah, dan dapat meningkatkan permintaan minyak karena membuat komoditas lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Beberapa analis memperkirakan Federal Reserve kemungkinan akan menaikkan suku bunga terakhir kalinya pada 31 Januari-Februari 2023. HSBC memperkirkan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) ke kisaran 4,75 persen hingga 5 persen.

Baca juga: Erick Thohir Genjot Proyek Minyak Makan Merah, Apa Itu?


Sebagian besar optimisme pasar juga muncul dari importir minyak utama dunia, China yang membuka kembali ekonominya setelah berakhirnya pembatasan ketat akibat Covid-19.

“China dapat bangkit kembali dengan kuat, terutama jika didukung oleh stimulus moneter dan fiskal. Bank sentral mungkin memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga jika inflasi turun secara substansial dan ekonomi berada dalam resesi," kata Craig Erlam, seorang analis pasar senior di OANDA di London.

Presiden Volkswagen AG China Ralf Brandstaetter mengatakan, penjualan kendaraan penumpang secara keseluruhan di China diperkirakan juga mengalami kenaikan 5 persen pada 2023.

Baca juga: Diduga Ada PHK, Pekerja Pabrik Alat Swab di China Bentrok dengan Polisi

Sementara itu, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) mengatakan, output industri China diperkirakan tumbuh 3,6 persen pada 2022 dari tahun sebelumnya, meskipun ada gangguan produksi dan logistik akibat pembatasan Covid-19.

Administrasi Informasi Energi AS (EIA) menyebut, persediaan minyak mentah melonjak 19 juta barrel pekan lalu. Kenaikan tersebut merupakan kenaikan mingguan terbesar ketiga yang pernah ada dan terbesar sejak stok naik dengan rekor 21,6 juta barrel pada Februari 2021.

Sementara itu, batas harga internasional yang dikenakan pada penjualan minyak mentah Rusia mulai berlaku pada 5 Desember 2022 akan dilanjutkan ke pembatasan penjualan produk pada bulan depan, sebagai sanksi terhadap Moskow atas invasi ke Ukraina.

Namun, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak dalam pertemuan pemerintah yang disiarkan televisi mengatakan, produsen minyak Rusia tidak mengalami kesulitan dalam mengamankan kesepakatan ekspor meskipun ada sanksi dan pembatasan harga dari Barat.

Baca juga: Bahlil Sebut IKN Nusantara Ibarat Gadis Cantik, Semakin Diminati Investor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com