JAKARTA, KOMPAS.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih betah di zona merah atau melemah pada Kamis (12/1/2023). Sebelumnya, IHSG ditutup melemah 38,04 poin (0,57 persen) di 6.584,45 pada perdagangan Rabu.
Pengamat Pasar Modal, William Hartanto mengatakan, peran demand zone sudah tidak ada. Penyebab utamanya adalah distribusi besar yang terjadi pada saham-saham perbankan, seperti BBCA BBRI BBNI dan BMRI.
Keempat saham ini tidak sendirian, masih ada saham-saham sektor konstruksi yang ikut menekan IHSG. Namun, dirinya masih melihat pelemahan ini sebenarnya hanya bentuk rotasi sektor.
Baca juga: Perusahaan Asal Hongkong Ambil Alih Saham Mayoritas Paygua
"Secara teknikal, indikator moving average covergence divergence (MACD) sudah dead cross memberikan indikasi akan terbentuknya tren melemah pada IHSG," kataya dalam riset tersebut.
Hal ini tidak berbeda dengan aksi profit taking yang dilakukan oleh investor ritel. Hanya saja, karena kali ini terjadi pada saham-saham berbobot besar maka indeks saham yang suram pun muncul.
Sektor defensif mulai mendapat giliran "manggung", seperti consumer goods, CPO, dan healthcare dapat menjadi pilihan trading sepekan ini.
Adanya wait and see pada saham-saham yang menekan IHSG membuat waktu beli masih belum datang dengan belum adanya indikasi jenuh jual.
"Memperhatikan faktor-faktor di atas, hari ini kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung melemah dalam range 6.557-6.640," ujar William.
Baca juga: IHSG Diprediksi Cenderung Melemah, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG yang melemah saat perdagangan Rabu kemarin, menghadapi support krusial di 6.510, di mana penurunan di bawahnya akan mengonfirmasi skenario bearish.
Sementara itu, jika IHSG tetap di atas 6.510 maka akan mulai membentuk wave (d) dari pola triangle.
"Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bearish," ujar Ivan.
Dengan level support IHSG berada di 6.510, 6.406 dan 6.349, sementara level resistennya di 6.727, 6.800 dan 6.900.
Berikut beberapa saham yang direkomendasikan secara teknikal:
Baca juga: General Atlantic Borong Saham Cimory Senilai Rp 2 Triliun
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.