Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Strategi "Dollar Cost Averaging" Ketika Pasar Kripto Melandai

Kompas.com - 13/01/2023, 09:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah diterpa tren melandai pada tahun 2022, pasar kripto diprediksi akan kembali dipandang optimistis tahun ini.

Bagi investor kripto, tahun 2023 ini disebut sebgaia momen yang tepat untuk mengakumulasikan portofolio kripto di harga yang cukup rendah.

CEO Indodax Oscar Darmawan menjelaskan, salah satu strategi mengakumulasikan kripto untuk investasi jangka panjang yaitu melalui metode dollar cost averaging.

Dollar cost averaging adalah upaya investor membagi porsi investasi dengan memasukkan jumlah nominal yang sama dan rutin, dalam rentang waktu tertentu.

Baca juga: Modus Pig Butchering Sampai ke Indonesia, Satgas Waspada Investasi: Hati-hati Chat Medsos Ajak Investasi Kripto

Dollar cost averaging merupakan salah satu cara untuk terhindar dari kerugian. Investor juga dapat mengatasi rasa takut kehilangan (FOMO) dan impulsif. Investor juga dapat berinvestasi sesuai rencana, dan lebih bijak dalam mengatur pengeluaran.

"Misalnya, investor memiliki uang dingin sebesar Rp 3 juta. Dibanding membeli Bitcoin langsung senilai tiga juta, dengan metode dollar cost averaging, investor membeli Bitcoin secara rutin sebesar Rp 250.000 setiap bulannya selama satu tahun," ujar dia dalam keterangan resmi, Kamis (12/1/2023).

Dengan begitu, Oscar bilang, potensi risiko kerugian akan lebih kecil terlebih jika harga Bitcoin tiba tiba turun. Justru, dengan metode dollar cost averaging ini, investor akan cenderung lebih beruntung dalam beberapa momen tertentu.

Baca juga: Popularitas Kripto Meredup, Nilai Transaksinya di Tanah Air Anjlok 63 Persen

 


Oscar menambahkan, penggunaan strategi dollar cost averaging ini mungkin akan membuat pertumbuhan keuntungan tidak terlalu besar dan cenderung lambat.

"Tetapi hal tersebut tentu tidak mengapa mengingat hakikat investasi adalah sebagai tempat lindung nilai tidak semata mata mencari profit dalam jumlah besar," imbuh dia.

Ia menegaskan, dalam jangaka waktu panjang, strategi ini akan menghasilkan nilai aset yang lebih tinggi.

"Jadi, bagi para investor yang ingin menggunakan metode dollar cost averaging bisa memulai dilakukan di harga saat ini ketika pasar sedang bearish," tutup Oscar.

Sebagai informasi, metode ini juga bisa digunakan dengan Bitcoin yang ditukarkan dengan USDT.

USDT sendiri adalah kripto yang merupakan 1:1 dengan dollar AS. Market Bitcoin USDT juga tersedia di Indodax yang bisa ditukarkan dengan kripto lain, seperti Ethereum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com