Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AGROINDUSTRI

Tekan Emisi Karbon, Pupuk Kaltim Tanam 23 Ribu Pohon Sepanjang 2022

Kompas.com - 14/01/2023, 12:57 WIB
Rindu Pradipta Hestya,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) ikut andil dalam upaya pemerintah untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060. Salah satunya adalah melalui pemulihan lahan bekas tambang dan penanaman pohon yang diprediksi mampu menyerap karbon.

Sebagai informasi, PKT telah menanam sebanyak 23.272 tanaman pada lahan seluas 32,4 hektare (Ha) di 6 lahan bekas tambang yang berada di Desa Makroman, Samarinda, dan Monterado, Kalimantan Barat (Kalbar). Sebelumya, PKT juga melakukan pemulihan lahan bekas tambang di Desa Monterado dengan menanam pohon pinang dan tengkawang yang merupakan maskot Kalbar.

Baca juga: Optimalisasi Sistem dan Teknologi Jadi Kunci Kesuksesan Digitalisasi Distribusi Pupuk PKT

Sementara itu, PKT juga telah melakukan penanaman di Taman Kasih Sayang Kota Bontang. Sebanyak 2.770 pohon mangga, durian, sirsak, alpukat, nangka, matoa, dan bisbul gandaria juga telah ditanam di area latihan Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Desa Ciemas Desa Ciemas, Sukabumi (Jawa Barat).

Selanjutnya, PKT pun sudah menanam 500 tanaman di Tropical Orchard-1 PKT dan 1.100 tanaman mangrove Maratua di Kalimantan Timur (Kaltim).

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan, penanam pohon di lokasi tersebut dipastikan keberlanjutannya melalui kerja sama dengan masyarakat. Menurutnya, masyarakat juga akan merasakan manfaat penanaman pohon melalui hasil panennya untuk menunjang kesejahteraan.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi ikut menanam pohon dalam program perbaikan lahan bekas tambang. PKT Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi ikut menanam pohon dalam program perbaikan lahan bekas tambang.

"PKT akan terus mengembangkan bisnis yang menjaga keseimbangan alam dan (memberikan) dampak baik bagi masyarakat. Tidak hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk masa depan," kata Rahmad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (14/1/2023).

Lebih lanjut, Rahmad menjelaskan, PKT pun berupaya agar program dekarbonasi yang dijalankan memiliki dampak berganda guna melahirkan inisiatif dari banyak pihak. Untuk itu, ia berharap masyarakat juga dapat terlibat.

PKT melakukan penanaman pohon di sejumlah lahan bekas tambang untuk mendukung tercapainya NZE pada 2060. PKT PKT melakukan penanaman pohon di sejumlah lahan bekas tambang untuk mendukung tercapainya NZE pada 2060.

 

Pemilihan lahan bekas tambang

Pemerintah tengah fokus melakukan perbaikan kualitas lingkungan tanah di Indonesia, terutama pada lahan bekas tambang yang tidak subur karena tingkat keasaman tanah yang tinggi. Untuk mendorong upaya itu, PKT menggunakan teknologi pertanian bernama Smart Bio Ball untuk penghijauan kembali lahan bekas tambang agar dapat kembali subur dan hijau.

Rahmad menjelaskan, usaha tersebut merupakan komitmen PKT untuk bisa mencapai target perusahaan dalam mengurangi emisi karbon hingga 32,50 persen pada 2030.

"PKT akan terus bergerak dengan orientasi pada sumber daya terbarukan yang selalu mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan NZE pada 2060," jelas Rahmad.

Baca juga: Pabrik Kaltim 5 PKT Meledak, Manajemen Pastikan Tak Ada Gas Beracun Terlepas ke Udara

Dalam mewujudkan upaya tersebut, PKT turut bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sejak 2020. Salah satu program kerja sama yang telah berjalan adalah aktivitas penyuluhan pertanian atau demonstration plot (demplot) kayu putih di lahan bekas tambang seluas 1,76 Ha di Makroman, Samarinda, (Kaltim).

Hingga awal triwulan 3 pada 2022, seluruh lahan itu telah ditanami bibit kayu putih. Penanaman pun dimonitoring langsung secara berkala oleh tim dari perusahaan.

Adapun pemulihan lahan di Makroman juga ditargetkan bisa menjadi kawasan agrowisata kayu putih di Kaltim. Selain itu, hasil panen pohon kayu putih yang memiliki nilai ekonomi juga bisa memberikan dampak signifikan bagi perekonomian masyarakat setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com