BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan YKAN

Universitas Brawijaya Dukung Penurunan Emisi GRK dengan Pengelolaan Hutan Produksi

Kompas.com - 14/01/2023, 18:00 WIB
Nugraha Perdana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.comUniversitas Brawijaya berupaya mendukung penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia, seiring target ppemerintah turunkan emisi GRK sebesar 29 persen di Indonesia pada 2030. 

Rektor Universitas Brawijaya, Prof Widodo mengatakan pihaknya melakukan sejumlah upaya untuk mendukung target penurunan emisi GRK tersebut. 

Pertama, Universitas Brawijaya baru-baru ini juga menggelar Seminar Nasional Keberlanjutan : Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca Melalui Mekanisme Nilai Ekonomi Karbon (NEK).

Kedua, Universitas Brawijaya tengah mengelola hutan bernama UB Forest seluas 544 hektar. Dalam pengelolaannya, pihaknya mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menjaga kelestarian alam.

Misalnya, kegiatan seperti penanaman tanaman endemik hutan untuk menjaga ekosistem alam.

"Jadi tidak hanya sebagai hutan produksi, tapi kita menjaga ekosistem yang ada di hutan itu, yang tujuannya untuk kelestarian alam disana, kemudian juga untuk buffering dari penyerapan air hujan dan juga untuk mencegah erosi ya yang ada di daerah situ," kata Prof Widodo pada Sabtu (14/1/2023).

Baca juga: Sri Mulyani: Kredit Karbon Nantinya Bisa Diklaim di Pasar Karbon International

Menjaga hutan

Menurut Prof Widodo, kegiatan-kegiatan yang dilakukan berdampak positif terhadap tetap terjaga hijaunya hutan. Selain menjadi hutan produksi, UB Forest di dalamnya juga terdapat hutan lindung dengan luas sekitar 50 hektar.

"Kalau kita lihat di Google Maps yang warnanya hijau (UB Forest), yang di luar kita bisa lihat itu warnanya sudah tidak hijau," katanya.

Dari hutan produksi yang ada, tanaman pepohonan jenis pinus dan mahoni yang mendominasi. Ke depan, bila pepohonan yang ada waktunya dipotong, pihaknya berencana akan menanam dengan tanaman pohon yang memiliki daya serap karbon lebih besar.

"Untuk menggantinya ini perlu nanti dipikirkan bersama apa yang memiliki daya serapan karbon yang lebih besar. Kita memikirkan namanya Polonia yang mempunyai serapan yang besar, itu issue culture dari Eropa, tapi perlu research lanjutan," katanya.

Baca juga: Aturan Pasar Karbon dalam RUU PPSK Dinilai Perlu Perbaikan


Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com