Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Lonjakan Harga Beras hingga Presiden Jokowi Tegur Bulog

Kompas.com - 18/01/2023, 06:46 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga beras hingga saat ini masih mahal. Padahal, Indonesia sudah mendatangkan beras impor dari negara penghasil beras untuk memenuhi stok hingga meredam harga.

Sayangnya, usaha ini belum begitu berdampak. Hal ini jugalah yang membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur Perum Bulog lantaran harga komoditas bahan pokok utama ini masih mahal.

Per 10 Januari 2023, berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, harga beras secara nasional melonjak 2,73 persen dibandingkan bulan lalu menjadi Rp 11.300 per kilogram.

Baca juga: Ditugaskan Serap Beras Lokal 2,4 Juta Ton, Bos Bulog: Kalau Sudah Ada Penugasan Ya Kita Ambil

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional per 11 Januari 2023 juga mencatat harga beras medium tembus Rp 12.750 per kilogram.

Sementara itu, harga beras kualitas super I mencapai Rp 14.100 per kilogram. Kemudian, beras kualitas bawah I sebesar Rp 11.600 per kilogram.

Data PIHPS juga menunjukkan, harga beras di sejumlah wilayah menembus angka Rp 16.000 per kilogramnya. Harga beras di Kalimantan Tengah adalah yang tertinggi, yaitu sebesar Rp. 16.700 per kilogram.

Kemudian di Sumatera Barat sebesar Rp 15.100, Kalimantan Selatan sebesar Rp 15.000, serta di Kalimantan Utara dan Jakarta Rp 14.200 per kilogram.

Baca juga: Indonesia Sudah Impor Beras tapi Kok Masih Mahal? Bos Bulog: Bukti Kebutuhan Banyak, Stoknya Kurang


Penyebab harga beras naik

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, kenaikan harga beras disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga berkurangnya produksi beras.

Berdasarkan data BPS pada November 2022, harga beras dibanderol Rp 11.877 per kilogram (kg) atau naik tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 11.837 per kg.

Selain karena kenaikan harga BBM, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengungkapkan beberapa hal yang menjadi faktor kenaikan harga beras.

Baca juga: Mendag Zulhas Perintahkan Bulog Segera Salurkan Beras Impor, Harga Rp 8.200

Faktor tersebut adalah produksi yang menurun. Setianto menyebutkan, produksi beras nasional di Kuartal IV 2022, khususnya Desember 2022, tengah mengalami penurunan sehingga menyebabkan harga beras naik.

"Terjadi penurunan produksi di bulan Desember, jadi akibatnya perlu dipertimbangkan atau terjadi mungkin shortage untuk stok beras secara nasional," ungkapnya.

Kemudian, ada faktor Natal dan tahun baru (Nataru). Dia mengatakan, adanya Nataru pada akhir tahun ini turut menyumbang kenaikan harga beras. Pasalnya, hal ini menyebabkan pedagang mengantisipasi naiknya permintaan akan beras menjelang Nataru.

Baca juga: Jokowi Tegur Bulog gara-gara Harga Beras Naik

Penyaluran dinilai belum optimal

Masih mahalnya harga beras tak ditampik oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas). Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang tersedia saat ini belum mampu meredam kenaikan harga di pasar.

Hal itu karena jumlahnya yang masih terbatas dan penyalurannya dari gudang Bulog masih belum optimal.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com