Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Diprediksi Tak Naikkan Suku Bunga Acuan Januari 2023, Ini Alasannya

Kompas.com - 19/01/2023, 10:18 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para ekonom memprediksi Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI periode Januari 2023.

Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam mengatakan, BI akan mempertahankan suku bunga acuan di di level 5,5 persen.

Hal ini dengan mempertimbangkan kondisi internal di mana tingkat inflasi mulai mereda dan nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan beberapa waktu ke belakang.

Pada pembukaan perdagangan 6 Januari lalu, rupiah masih berada di level Rp 15.620 per dollar AS. Namun kini mengutip data Bloomberg pukul 09.50 WIB, rupiah menguat di posisi Rp 15.125 per dollar AS.

Baca juga: Sri Mulyani Sentil Bankir yang Bahagia Saat Suku Bunga Naik

Dari sisi eksternal, dia menilai bank sentral Amerika Serikat (The Fed) tidak akan segaresif tahun lalu dalam menaikkan suku bunga acuannya (Fed funds rate) sehingga BI tidak perlu menaikkan suku bunga acuan di bulan ini.

"Saya perkirakan BI tidak akan menaikkan suku bunga pada bulan ini seiring dengan inflasi yang mereda dan rupiah yang mengalami apresiasi," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2023).

Sementara itu, Ketua Komite Analisis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani menilai sebaiknya BI mempertahankan suku bunga acuan pada RDG BI periode Januari 2023. Lantaran saat ini ekonomi Indonesia sedang berada di momentum yang baik sejak awal tahun 2023.

Tentunya kondisi ini melanjutkan realisasi yang cukup positif dari akhir tahun sebelumnya di mana inflasi masih terkendali dan ekonomi yang masih tetap tumbuh.

Bahkan, kata dia, realisasi penerimaan pajak yang melebihi target dan struktur belanja pemerintah yang sangat prudent dan terkendali dengan tingkat defisit bisa di bawah 3 persen.

"Bank Indonesia lebih baik tetap menahan suku bunga kredit acuan, agar target-target yang menjadi Kerangka ekonomi makro tahun 2023 bisa tercapai, di antaranya pertumbuhan ekonomi tetap terjaga 5 persen dan daya beli masyarakat bisa terjaga," kata Ajib kepada wartawan, Kamis.

Sebagai informasi, selama tahun 2022 BI telah lima kali menaikkan suku bunga acuan dengan total kenaikan sebesar 200 basis poin (bps). Tren kenaikan ini dimulai sejak RDG BI periode Agustus 2022.

Mulanya BI hanya menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen. Kemudian pada September, Oktober, November kembali naik masing-masing 50 bps. Lalu pada Desember 2022 naik 25 bps menjadi 5,5 persen.

Kenaikan suku bunga acuan BI ini merespons kenaikan Fed funds rate yang telah naik tujuh kali sepanjang tahun 2022. Total kenaikannya sebesar 425 basis poin.

Pada awal 2022 Fed funds rate masih di level 0,25-0,5 persen, dengan adanya kenaikan sepanjang tahun itu maka kini Fed funds rate berada di level 4,25-4,5 persen.

Baca juga: 2023 Masih Dibayangi Ketidakpastian, Bankir Khawatirkan Kenaikan Suku Bunga AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com