Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Akan Perluas Transaksi Mata Uang Lokal ke India dan Korsel

Kompas.com - 20/01/2023, 15:07 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai local currency transaction (LCT) pada 2022 sebesar 3,8 miliar dollar AS, atau setara Rp 57,34 triliun. Capaian ini meningkat 52 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar 2,5 miliar dollar AS.

Sebagai informasi, skema LCT ini merupakan inovasi pengembangan local currency settlement (LCS) dengan memperluas cakupan kerja sama untuk mengakomodasi transaksi sistem pembayaran lintas negara.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, saat ini Indonesia telah melakukan kerja sama LCT dengan Thailand, Jepang, Malaysia, dan China.

Baca juga: Transaksi Digital Banking 2022 Capai Rp 52.545 Triliun, BI Perkirakan Tahun Ini Tumbuh 22 Persen

Dari total transaksi perdagangan di masing-masing negara tersebut, sebanyak 3-4 persen transaksi sudah menggunakan metode LCT.

"Ke depan tentunya ini menjadi salah satu penguatan untuk peningkatan dari sisi stabilitas nilai tukar dan ini nanti akan menjadi trigger untuk transaksi perdagangan yang meningkat," ujarnya saat konferensi pers, Kamis (20/1/2022).

Melihat pertumbuhan LCT di masa pandemi Covid-19 itu, BI akan memperluas penggunaan LCT tidak hanya di empat negara Asia tetapi juga ke negara-negara lain, khususnya kawasan Asia seperti India dan Korea Selatan (Korsel).

Baca juga: BI Segera Terapkan Instrumen Operasi Valas Baru Terkait Devisa Hasil Ekspor SDA


"Kita juga akan memperluas LCS ini tidak seperti sekarang perdagangan dan investasi, bahkan juga ke depan dalam transaksi di pasar uang. Jadi judulnya tidak lagi LCS tapi LCT, jadi lebih luas," jelasnya.

Terlebih yang akan memperluas LCT tidak hanya Indonesia, negara mitra juga memperluas penggunaan ke negara lain seperti China diperluas ke Filipina dan Singapura.

Dengan demikian, LCT akan menjadi salah satu strategi untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap mata uang dollar AS.

Baca juga: Harga Beras Masih Mahal, Bos Bulog Akui Masih Ada Mafia

Pengembangan LCT ini dimaksudkan untuk mendorong penguatan konektivitas pembayaran di kawasan (regional payment connectivity/RPC) melalui kemudahan penyelesaian transaksi antara negara ASEAN 5 dalam mata uang lokal masing-masing negara sehingga mendukung perdagangan dan investasi lintas negara di kawasan.

Sinergi LCT dengan RPC ini juga sejalan dengan upaya G20 dan negara kawasan untuk melakukan diversifikasi mata uang, mengatasi potensi hambatan dalam kegiatan pembayaran lintas negara, mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, dan agenda prioritas ASEAN 2023 di bawah Keketuaan Indonesia.

"Ini juga akan menjadi topik di ASEAN 2023 bagaiamna LCS akan terus dikembangkan di kawasan," tukasnya.

Baca juga: BI Minta Perbankan Tak Buru-buru Kerek Bunga Kredit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com