Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Mafia Beras, Wapres Ma'ruf Amin: Perlu Teliti Lebih Jauh

Kompas.com - 25/01/2023, 13:10 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin buka suara terkait adanya dugaan mafia beras di Perum Bulog.

Ma'aruf Amin meminta agar seluruh pemangku kepentingan, baik Perum Bulog hingga Satgas Pangan harus lebih teliti dalam mengambil tindakan dan menyelesaikan persoalan mafia beras tersebut.

"Saya kira soal mafia kita perlu teliti lebih jauh. Mungkin harus detail lagi pihak terkaitnya," ujarnya usai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pertanian di Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Baca juga: Satgas Pangan Selidiki Kasus Mafia Beras yang Dilaporkan Bulog

Sementara terkait dilakukannya impor beras, Ma'aruf bilang, pemerintah mendatangkan beras dari negara lain hanya semata-mata untuk cadangan pangan saja lantaran stoknya masih surplus.

"Produk pertanian kita itu cukup, hanya memang (impor) untuk jaga- jaga saja kalau terjadi apa-apa. Itu cadangan saja. Sifatnya untuk antisipasi saja. Karena sebetulnya kita surplus tahun 2023 jadi tidak ada masalah," kata Ma'aruf.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso tak menampik jika harga beras saat ini masih mahal.

Baca juga: Harga Beras Masih Mahal, Bos Bulog Akui Masih Ada Mafia

Namun dia mengaku tak tahu apa penyebab beras masih mahal lantaran dirinya sudah menggelontorkan ratusan ribu ton beras untuk meredam harga.

Sementara di sisi lain, Buwas menduga salah satu penyebabnya adalah adanya mafia beras yang sengaja menjual beras dengan harga tinggi ke pedagang beras sehingga harga di konsumen juga mahal.

"Sebenarnya saya sudah tahu, dan saya tidak bodoh-bodoh amat. Kalau tanda kutip ada mafia, memang ada. Saya ini punya kebijakan atas dasar perintah Presiden, kita harus menggelontorkan sebanyak mungkin. Tidak ada monopoli terhadap masalah perberasan, karena beras adalah kebutuhan pokok yang mendasar," kata Buwas saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (10/1/2023).

Baca juga: Sudah Impor, tapi Beras Masih Mahal, Buwas Salahkan Oknum

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com