Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laju Inflasi AS Kian Melambat, Harga Bitcoin Terus Merangkak Naik

Kompas.com - 27/01/2023, 17:40 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren penguatan harga aset kripto pada awal tahun 2023 masih berlanjut. Ini seiring dengan melambatnya laju inflasi di Amerika Serikat (AS), yang sepanjang tahun lalu menekan pergerakan harga kripto.

Mengacu data MarketWatch, harga kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin, sudah melonjak 39,02 persen sejak awal tahun 2023 hingga 27 Januari ke kisaran 23.000 dollar AS. Bukan hanya Bitcoin, kripto besar lainnya seperti Ethereum, juga melesat 33,38 persen secara year to date (ytd).

Pintu Academny menyatakan, sentimen positif terhadap pergerakan kripto datang dari salah satu indikator tingkat inflasi, yakni indeks harga produsen di AS menunjukan adanya perlambatan. Tercatat, pada pertengahan 2022 indeks harga produsen AS mencapai 18 persen secara tahunan, sementara pada penghujung tahun menyusut menjadi 6,2 persen.

Baca juga: Bappebti Pastikan Tahun Ini RI Bakal Punya Bursa Kripto

"Hal ini memberikan ruang bagi Federal Reserve (Fed) untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga," tulis Pintu Academy, Jumat (27/1/2023).

Berdasarkan jajak pendapat Reuters pada pekan lalu, mayoritas ekonomi di Negeri Paman Sam memperkirakan, The Fed akan memperlambat kebijakan pengetatan moneternya. Pada pertemuan berikutnya, The Fed diproyeksi mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.

Secara teknikal, Chief Marketing Officer PINTU Timothius Martin mengatakan, pergerakan pasar kripto pekan lalu merangkak naik dan saat ini berada di atas garis resistensi Moving Average (MA) 200 minggu. Menurutnya, ini menjadi indikasi positif bagi harga kripto.

"Di mana sebelumnya hampir empat bulan lamanya pasar kripto berada di bawah garis resistensi tersebut," ujar dia.

Baca juga: Pasar Kripto Mencoba Bangkit, Harga Bitcoin Naik 25 Persen

Adapun dari sisi grafik harian, indikator Relative Strength Index (RSI), yakni indikator yang menentukan kondisi pasar sedang overbought atau oversold menunjukkan bahwa Bitcoin tengah overbought, atau harganya sudah mengalami kenaikan signifikan dan telah mencapai titik jenuh.

Timothius bilang, dampak dari indikator tersebut diperkirakan akan ada kemungkinan pembalikan harga dalam jangka pendek. Bitcoin disebut harus mengonfirmasi pada titik support di harga 19.500 dollar AS dan 18.000 dollar AS sebelum kemungkinan adanya kenaikan harga.

"Sehingga pergerakan pasar masih perlu dipantau karena sangat penting dalam menentukan arah investasi pada jangka pendek maupun menengah," ucapnya.

Baca juga: Sempat Suram di 2022, Investasi Aset Kripto Diyakini Tumbuh Tahun Ini

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual kripto. Segala rekomendasi dan analisa berasal dari analis dari lembaga yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual aset investasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com