Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI: 2023, Rupiah Akan Menguat

Kompas.com - 30/01/2023, 13:01 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) optimistis nilai tukar rupiah akan menguat di tahun 2023 seiring dengan masuknya modal asing ke dalam negeri dan kinerja ekonomi yang masih positif.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, sejak awal tahun sebanyak 2,4 miliar dollar AS setara Rp 35,92 triliun modal asing telah masuk ke Indonesia sehingga akan mengerek pergerakan mata uang Garuda.

Terlebih BI memprediksi indikator ekonomi masih positif di tahun ini dengan pertumbuhan ekonomi 2023 sekitar 4,5-5,3 persen dan kemungkinan berada di titik tengah 4,9 persen dengan konsumsi masyarakat yang tinggi.

Baca juga: Rupiah Juara di Asia, Menguat Signifikan ke Level Rp 14.888 per Dollar AS

Kemudian inflasi inti di bawah 4 persen di Semester I 2023 sedangkan inflasi Indeks Harga Konsumen (OHK) ditargetkan di bawah 4 persen. Perkiraan ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain yang masih mengalami inflasi tinggi di atas 8 persen.

Selanjutnya, BI juga memperkirakan transaksi berjalan akan terjaga dalam kisaran surplus 0,4 persen sampai defosot 0,4 persen dari PDB dan neraca pembayaran akan surplus didukung oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk penanaman modal asing (PMA) dan investasi portofolio.

"Kami meyakini bahwa nilai tukar rupiah akan menguat karena faktor fundamental semuanya memberikan justifikasi dasar bahwa nilai tukar Rupiah akan menguat," ujarnya saat acara peluncuran LTABI 2022, Senin (30/1/2023).

Kendati demikian, BI akan terus mewaspadai gejolak global yang masih saja terjadi di tahun ini. Untuk itu, BI telah menyiapkan berbagai terobosan untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah ke depannya.

Kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) diperkuat dengan operasi moneter valas, termasuk implementasi instrumen berupa term deposit valas dari devisa hasil ekspor (DHE) sesuai mekanisme pasar.

"Dalam zaman normal nilai tukar akan kami biarkan mengikuti mekanisme pasar. Tapi dalam kondisi gejolak, BI tidak akan ragu melakukan intervensi stabilisasi nilai tukar rupiah," ucapnya.

BI mencatat sejak 1-18 Januari 2023, nilai tukar mata uang Garuda telah menguat 3,18 persen secara point to point dan 1,20 persen secara rerata dibandingkan level Desember 2022.

Penguatan rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan apresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Filipina yang menguat 2,08 secara year to date (ytd), Malaysia 2,04 persen ytd, dan India 1,83 persen ytd.

Adapun penguatan nilai tukar rupiah tersebut didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap baik dengan stabilitas yang terjaga, imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik, dan ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah di Pasar Spot Menguat Tipis, di Jisdor Terkoreksi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com