Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Tetap Kuat meski IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan

Kompas.com - 31/01/2023, 20:36 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di atas 5 persen sepanjang tahun ini di tengah pemangkasan proyeksi oleh Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).

IMF dalam laporan World Ekonomic Outlook (WEO) edisi Januari 2023, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,8 persen pada 2023, turun dari sebelumnya sebesar 5 persen dalam WEO edisi Oktober 2022.

"Kami melihat bahwa momentum pemulihan di 2023 masih sangat kuat," ujarnya dalam konferensi pers KSSK di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Baca juga: Antisipasi Ancaman Krisis pada 2023, Sri Mulyani Pastikan Dukungan Fasilitas dan Insentif untuk Pelaku Usaha

Menurutnya, optimisme kinerja ekonomi pada tahun ini sejalan dengan penghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak Desember 2022. Langkah tersebut akan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat.

Ia meyakini kinerja ekonomi di kuartal I-2023 akan lebih baik ketimbang kuartal I-2022 yang kala itu Covid-19 masih menyebar luas. Sementara ekonomi awal tahun ini akan didorong momentum Ramadhan dan Idul Fitri.

"Ramadhan dan hari raya tahun ini yang berarti akan tetap full selebrasinya dan menimbulkan momentum pemulihan yang bertahan bagus," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani: Pelabuhan dan Komplek Industri Kini Bukan Lagi Dilihat sebagai Tempat Kumuh


Selain itu, kinerja ekonomi akan ditopang peningkatan investasi atau penanaman modal asing (PMA) sepanjang tahun ini yang ditargetkan mencapai Rp 1.400 triliun.

Kemudian didorong pula dengan penyelesaian berbagai proyek strategis nasional (PSN). Pemerintah menargetkan sebanyak 30 PSN bisa rampung tahun ini dengan nilai investasi mencapai Rp 360 triliun.

Sementara itu, dari sisi laju inflasi diyakini masih akan terjaga di kisaran 3 plus minus 1 persen sehingga akan tetap mendorong konsumsi dan investasi dalam negeri.

Baca juga: Pengusaha Waswas di Tahun Politik, Sri Mulyani: Tak Perlu Khawatir

Meski begitu, ia mengakui, pertumbuhan ekonomi RI pada 2023 akan melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tak lepas dari pengaruh ekonomi global yang melemah, bahkan berisiko resesi di tahun ini.

Adapun pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 akan berada di kisaran 5,2 persen hingga 5,3 persen.

"Jadi faktor-faktor tadi menimbulkan proyeksi 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan dikisaran 5 persen," kata dia.

Baca juga: Minyakita Langka, ID Food Minta Produsen Genjot Produksi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com