Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Ekonomi Global Diprakirakan Akan Tumbuh Lebih Lambat akibat Resesi di AS dan Eropa

Kompas.com - 01/02/2023, 09:50 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meramalkan ekonomi global akan melambat pada 2023, sejalan dengan proyeksi lembaga-lembaga internasional. Pelemahan ekonomi global itu dipengaruhi risiko resesi ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

"Ke depan, ekonomi global diprakirakan akan tumbuh lebih lambat akibat fragmentasi geopolitik dan risiko resesi di AS dan Eropa," ujarnya dalam konferensi pers KSSK di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Meski demikian, kata Sri Mulyani, membaiknya prospek ekonomi di China terkait penghapusan kebijakan nol-Covid diperkirakan akan mengurangi risiko perlambatan ekonomi global yang lebih dalam.

Baca juga: Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Tetap Kuat meski IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan

Bendahara negara itu menuturkan, tekanan global memang mulai mereda di tiga bulan terakhir tahun 2022, meski demikian tetap ada risiko global yang perlu dicermati pemerintah. Hal ini untuk mengantisipasi dampaknya terhadap perekonomian global.

Seperti pada tekanan inflasi global yang terindikasi mulai berkurang, namun masih tetap di level tinggi seiring masih tingginya harga energi dan pangan, berlanjutnya gangguan rantai pasokan, serta masih ketatnya pasar tenaga kerja terutama di AS dan Eropa.

Sejalan dengan itu kondisi inflasi yang tinggi, pengetatan kebijakan moneter di negara-negara maju diperkirakan mendekati titik puncaknya dengan suku bunga yang masih akan tetap tinggi di sepanjang 2023.

Baca juga: Antisipasi Ancaman Krisis pada 2023, Sri Mulyani Pastikan Dukungan Fasilitas dan Insentif untuk Pelaku Usaha

Sementara itu, kepastian pasar keuangan global juga mulai berkurang, sehingga berdampak positif pada negara berkembang dengan meningkatnya aliran modal global dan berkurangnya tekanan pelemahan nilai tukar.

Sri Mulyani pun memastikan, bersama otoritas keuangan lainnya yakni Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) akan terus memperkuat koordinasi dan tetap menjaga kewaspadaan terhadap perkembangan risiko global.

"Dalam merespons potensi riisko yang kemungkinan terjadi di depan, dalam hal ini, kami akan terus menyiapkan coordinated response dalam memitigasi risiko-risiko yang muncul dari kondisi pemburukan ekonomi global dan dalam menjaga stabilitas sektor keuangan domestik," jelasnya.

Baca juga: Pengusaha Waswas di Tahun Politik, Sri Mulyani: Tak Perlu Khawatir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com