Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Likuiditas Mengetat, BSI Targetkan Pertumbuhan Pembiayaan Hanya 15 Persen pada 2023

Kompas.com - 02/02/2023, 10:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI menargetkan penyaluran pembiyaan masih akan tumbuh 15 persen tahun ini di tengah tren suku bunga tinggi. Meskipun kenaikannya tidak sebesar realisasi 2022 yang mencapai 21,26 persen.

Direktur Keuangan BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan, target pertumbuhan pembiayaan yang lebih lambat ini karena perseroan menilai likuiditas tahun ini akan lebih ketat dibandingkan tahun lalu akibat tren suku bunga tinggi.

Untuk itu, perseroan akan lebih berhati-hati dalam menyeleksi calon debitur untuk diberikan pembiayaan pada tahun ini agar biaya tetap terjaga sehingga dana pihak ketiga (DPK) akan berada di bawah pembiayaan di kisaran 10-12 persen.

Baca juga: Laba Bersih BSI 2022 Capai Rp 4,26 Triliun, Dirut: Dampak Positif Merger

"Kita memprediksi tahun ini at least 15 persen pertumbuhan pembiayaan bisa kita achieve. Kenapa enggak 20 persen? Karena kita melihat dari sisi funding-nya juga," ujarnya saat paparan kinerja BSI 2022, Rabu (1/2/2023).

Dia mengungkapkan, penopang pertumbuhan pembiayaan di 2023 akan berasal dari pembiayaan segmen individual baik yang produktif maupun yang konsumtif.

Pasalnya, kedua segmen pembiayaan itu dinilai masih belum mengalami perlambatan sampai saat ini. Oleh karenanya dia optimistis pertumbuhan pembiayaan tahun ini masih tetap konsisten di atas pertumbuhan industri perbankan nasional.

Baca juga: BSM Umat Resmi Jadi BSI Maslahat


"Mungkin di segmen lain agak-agak akan ada slowing down ya, tapi kita melihat Indonesia terutama di segmen individual baik yang produktif maupun konsumtif masih sangat bagus," ungkapnya.

Kinerja pembiayaan BSI di 2022

Pada tahun 2022, BSI mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 21,26 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 207,7 triliun dari Rp 171 triliun di 2021.

Pertumbuhan pembiayaan 2022 ini jauh lebih tinggi dibandingkan saat sebelum BSI merger dengan tiga bank syariah terbesar di Indonesia dimana hanya tumbuh 16 persen dari Rp 136 triliun di 2019 menjadi Rp 157 triliun di 2020.

Baca juga: Cara Top Up LinkAja via BSI Mobile dan BSI Net dengan Mudah

"Kenapa terjadi lonjakan? Yang pasti di tahun 2021 kan kita baru sibuk merger menyatukan cabang, di tahun 2022 engine growth kita sudah mulai bekerja sehingga kita bisa tumbuh hampir 22 persen dan menjadi tercatat sebagai salah satu bank dengan pertumbuhan pembiayaan atau kredit tertinggi," ucap Cahyo.

Pembiayaan BSI selama 2022 mayoritas disalurkan ke segmen pembiayaan konsumer sebesar Rp 106,40 triliun yang tumbuh 25,94 persen yoy. Kemudian, pembiayaan wholesale sebesar Rp 57,18 triliun tumbuh 15,80 persen yoy dan pembiayaan mikro yang mencapai Rp 18,74 triliun tumbuh 32,71 persen yoy.

Selama periode itu BSI juga menyalurkan pembiayaan ke sektor berkelanjutan sebesar Rp 51,15 triliun dan berkontribusi 24,63 persen terhadap pembiayaan BSI secara nasional.

Baca juga: Simak Ide-ide Usaha yang Tetap Cuan dari Bos BSI meski Terjadi Resesi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com