Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Turun 5 Persen Dalam Sepekan, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 05/02/2023, 10:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada pekan ini. Penurunan harga minyak dunia dalam sepekan terjadi menyusul data pekerja AS dan meningkatnya keraguan tentang kecepatan pemulihan ekonomi China.

Menurut Quantum Market Intelligence, penurunan mingguan diperkirakan sekitar 5 persen. Sementara itu, CNBC mencatat di akhir sesi Jumat harga Brent turun 3 persen menjadi 79,74 dollar AS per barrel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS turun 3,4 persen, menjadi 73,22 dollar AS per barrel.

"Prospek permintaan minyak mentah memerlukan tanda yang jelas bahwa pembukaan kembali China akan lancar dan momentum pertumbuhan ekonomi AS tidak memburuk dengan cepat," kata analis senior Oanda Ed Moya.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun Dipicu Penguatan Nilai Tukar Dollar AS

Rilis data pekerjaan AS yang kuat menimbulkan kekhawatiran tentang suku bunga yang berpotensi naik lebih tinggi dan karena investor mencari kejelasan lebih lanjut tentang embargo UE yang akan segera terjadi pada produk olahan Rusia.

Pertumbuhan pekerjaan AS meningkat tajam pada bulan Januari di tengah pasar tenaga kerja yang terus-menerus kuat, tetapi moderasi lebih lanjut dalam kenaikan upah akan memberikan kemudahan bagi Federal Reserve dalam perjuangannya melawan inflasi.

"Pasar tidak dapat memutuskan apakah harus kawatir tentang resesi atau lebih khawatir tentang Federal Reserve yang agresif dengan suku bunga," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.

Baca juga: Stok di AS Naik Drastis, Harga Minyak Dunia Anjlok 3 Persen

Bank sentral AS pada hari Rabu menurunkan tingkat kenaikan suku bunga yang lebih ringan dibandingkan tahun lalu, tetapi mereka juga memproyeksikan akan ada peningkatan berkelanjutan dalam biaya pinjaman.

“Kenaikan suku bunga pada tahun 2023 kemungkinan akan membebani ekonomi AS dan Eropa, serta meningkatkan kekhawatiran perlambatan ekonomi yang kemungkinan besar akan mengurangi permintaan minyak mentah global,” kata Priyanka Sachdeva, analis pasar di Phillip Nova.


Investor masih menunggu perkembangan kebijakan larangan produk olahan Rusia, dimana negara-negara anggota mencari kesepakatan pada hari Jumat untuk menetapkan batas harga pada produk minyak Rusia.

"Rincian pasti tentang batasan itu dan bagaimana mereka akan menerapkannya masih belum jelas," kata ekonom komoditas Capital Economics Bill Weatherburn, menambahkan bahwa ketidakpastian membatasi harga.

"Belum ada data dari China untuk menunjukkan sejauh mana pemulihan permintaan minyak mentah China,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com