Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawan Rugi, Swasta Masih Ogah Lirik Bisnis Angkutan Darat Perintis

Kompas.com - 07/02/2023, 14:56 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Suharto mengatakan, pihaknya terus berupaya mengajak pihak swasta untuk terlibat dalam layanan angkutan darat perintis.

Suharto mengatakan, pengadaan layanan angkutan darat perintis biasanya membutuhkan biaya tinggi sehingga bisnis angkutan perintis ini rawan mengalami kerugian.

“Kalau dari sisi bisnis angkutan seperti ini sudah banyak ruginya, siapa yang mau?,” kata Suharto dalam diskusi di Persroom Kemenhub, Jakarta, Selasa (7/2/2023).

Baca juga: Kemenhub Siapkan Rp 3,51 Triliun untuk Angkutan Perintis

Suharto mengatakan, pemerintah telah menetapkan keuntungan sebesar 10 persen dalam struktur Biaya Operasional Kendaraan (BOK) bagi pihak swasta agar berminat terlibat dalam layanan angkutan perintis. Namun, kata dia, pihak swasta masih enggan untuk ikut terlibat.

Ia mengatakan, hingga saat ini, pihak swasta masih terlibat dalam layanan angkutan perkotaan yang memiliki permintaan (demand) yang lebih tinggi.

“Ada 10 persen keuntungan, itu pun sudah ditawarkan kepada swasta, tapi masih banyak yang enggak mau. Mereka masih di pusat kota jelas demand-nya,” ujarnya.

Baca juga: Jadi Akses Mobilitas Masyarakat, KM Sabuk Nusantara 76 Layani Rute Perintis Banggai Laut


Dalam kesempatan yang sama, Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Junaidi mengatakan, tingkat keterlibatan pihak swasta dalam angkutan penyeberangan perintis mencapai 5 persen.

Sementara itu keterlibatan BUMN paling dominan dalam angkutan penyeberangan perintis yaitu sebesar 82 persen dan BUMD 13 persen.

“Kami akan terus mendorong keterlibatan pihak swasta untuk angkutan penyeberangan perintis,” kata Junaidi.

Baca juga: Bandara Internasional Akan Dipangkas Jadi 15, Kemenhub: Masih Dibahas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com