Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MinyaKita Langka, Warga: Di FB Saya Lihat Banyak yang Jual, tetapi di Sekitar Sini Susah...

Kompas.com - 08/02/2023, 16:36 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Minyak goreng besutan pemerintah yaitu MinyaKita masih langka di tingkat masyarakat. Kalaupun ada, harganya sudah jauh di atas ketentuan yakni Rp 14.000 per liter.

Seorang pemilik warung madura di Jatimakmur, Bekasi, Jawa Barat bernama Halimah mengatakan, minyak goreng MinyaKita sudah langka sejak beberapa minggu lalu.

Kelangkaan ini terutama pada jenis MinyaKita kemasan satu liter. Di warung sendiri saat ini hanya tersisa MinyaKita ukuran 2 liter yang dibanderol dengan harga Rp 32.000.

"Kalau saya sih mending harganya naik tapi barangnya ada, kalau MinyaKita ini memang sudah langka dan harga dari sananya sudah naik," ujar dia saat ditemui Kompas.com, Rabu (8/2/2023).

Baca juga: Beli Minyakita Pakai KTP Itu Terlalu Ribet

Ia juga mengaku, banyak langganannya yang sudah beralih ke minyak goreng lain yang memang stoknya selalu ada meskipun harganya selisih Rp 1.000-2.000.

"Sudah pada nyari lainnya, kaya Tropical atau Hemart," imbuh dia.

Hal serupa dialami seorang penjual gorengan di Jatimakmur, Bekasi, Jawa Barat bernama Hani. Ia mengaku telah beberapa minggu ini beralih ke minyak goreng curah karena MinyaKita sudah langka di tingkat kelontong.

"Kalaupun ada harganya sudah mahal sekali, jadi saya kembali pakai minyak goreng curah saja," kata dia.

Hal tersebut juga dialami Ainur yang setiap hari berjualan ayam goreng di kawasan Jatimakmur, Bekasi. Ia saat ini menggunakan minyak goreng beku untuk berjualan setiap hari.

Ia sendiri menggunakan minyak goreng MinyaKita untuk keperluan sehari-hari, tetapi ia mengaku di toko kelontong sekitar rumahnya sulit menemukan MinyaKita.

"Padahal kalau di FB (Facebook) itu saya lihat malah banyak yang jual, tetapi di sekitar sini susah. Kalau untuk jualan saya pakai minyak goreng beku," terang dia.

Tak hanya di kawasan Jabodetabek, seorang penjual makanan yang berada di Yogyakarta bernama Dewi juga telah beralih dari MinyaKita ke merek minyak goreng lain.

"Sudah sekitar 2 bulan ini lah langka, kata warung memang lagi langka. Tapi kemarin lihat di pinggir jalan mulai ada yang jual lagi," ujar dia.

Selain langka, harga MinyaKita di sekitar tempat tinggalnya juga mengalami kenaikan Rp 2.000 sampai 3.000 untuk ukuran 1 liter. Pemerintah sendiri menetapkan harga MinyaKita adalah Rp 14.000 per liter.

Baca juga: Minyakita Langka dan Mahal, Luhut Turun Tangan

Saat ini, Dewi terpaksa beralih ke merek minyak goreng lain yang stoknya lebih mudah didapatkan. Padahal ia menjelaskan, MinyaKita memiliki kualitas yang baik ketimbang minyak goreng curah.

"Selain murah, MinyaKita itu bening dan tidak bikin batuk. kalau sekarang pakai Hemart harganya Rp 18.000 per liter," terang dia.

Sebagai informasi, Kementerian Perdagangan meluncurkan MinyaKita pada 6 Juli 2022 untuk mengatasi kenaikan harga minyak yang pada saat itu sempat menyentuh harga Rp 25.000 per liter.

MinyaKita diproduksi oleh perusahaan-perusahaan minyak goreng untuk memenuhi kebijakan domestic price obligation (DMO) demi mendapatkan izin ekspor.

Sederhananya, perusahaan-perusahaan produsen minyak sawit yang beroperasi di Indonesia diharuskan memproduksi minyak murah kemasan MinyaKita agar bisa mendapatkan izin kuota ekspor crude palm oil (CPO).

Baca juga: Mendag Bikin Aturan: Beli MinyaKita Maksimal 10 Liter, Harus Pakai KTP

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com