Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Smelter Nikel Morowali Senilai Rp 37,5 Triliun Ditargetkan Rampung 2025

Kompas.com - 11/02/2023, 09:11 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan proyek pertambangan dan pengolahan nikel rendah karbon terintegrasi yang ada di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah pada Jumat (10/2/2023).

Proyek smelter nikel milik PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI) itu dibangun dengan biaya investasi mencapai Rp 37,5 triliun. Pembangunan smelter ini ditargetkan bisa rampung pada 2025.

"Insya Allah (pembangunan smelter nikel Morowali) bisa diselesaikan dalam 2,5 tahun. Saya lihat kemampuan tim dan semangat yang ada, di mana proyek terlihat semuanya rapi dan tertata, saya yakin ini bagian dari manajemen yang baik,” ujar Airlangga seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat (10/2/2023).

Baca juga: Disinggung Jokowi soal Pendanaan Smelter, Bos BCA: Pembangunannya Membutuhkan Dana Besar

Adapun lokasi pertambangan nikel tepatnya berada di Kecamatan Bungku Timur dan Bahodopi, sementara lokasi pabrik pengolahannya berada di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir. 

Nantinya smelter nikel di Morowali ini akan memiliki kapasitas produksi mencapai 73.000 ton per tahun.

Airlangga mengatakan, smelter nikel yang merupakan salah satu proyek strategis nasional tersebut bakal menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan juga didukung sumber listrik yang berasal dari gas alam.

Hal itu akan mengurangi emisi karbon dari keseluruhan operasi proyek dengan target hingga 33 persen pada 2030. Dengan demikian, proyek ini termasuk dalam penggunaan energi hijau atau penambangan hijau.

“Ini pabrik green smelter pertama yang saya lihat. Berbasis gas LNG," imbuhnya.

Proyek ini pun diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah secara khusus dan pulau Sulawesi pada umumnya. Keberadaan proyek ini juga akan membantu menyerap sekitar 12.000-15.000 tenaga kerja saat masa konstruksi dan sekitar 3.000 tenaga kerja saat operasional.

Airlangga berharap, proyek smelter nikel ini memberikan efek secara langsung kepada masyarakat, sehingga masyarakat setempat secara khususnya bisa terlibat pada ekosistem pengembangan industri yang ada di Morowali.

"Pertumbuhan yang cepat akan diikuti kesejahteraan masyarakat, karena investasi artinya adalah lapangan kerja. Saya menghimbau agar korporasi mengirim sebanyak-banyaknya pemuda-pemudi di sekitar sini untuk pendidikan dan pelatihan, sehingga nanti bisa bekerja di perusahaan ini,” ucap Airlangga.

Baca juga: Menko Airlangga Yakin Proyek Smelter Freeport Rampung pada Desember 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com