Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GOTO dan MDKA Masuk Indeks FTSE, Bagaimana Prospeknya?

Kompas.com - 20/02/2023, 16:00 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) masuk dalam FTSE Global Equity Index Series Asia Pacific Ex-Japan Ex-China. Kedua emiten menjadi penghuni baru yang masuk dalam saham berkapitalisasi besar alias large cap.

Sementara PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) turun ke indeks kapitalisasi menengah (mid cap).

PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) juga menjadi penghuni baru FTSE Russell yang masuk ke indeks saham berkapitalisasi kecil atau small cap. CMRY menggantikan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang turun kelas ke indeks micro cap.

Baca juga: Garibaldi Thohir Mundur sebagai Komisaris Merdeka Copper Gold

Ada pula beberapa saham yang masuk dalam kelas micro cap yakni PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE), PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON), PT Modernland Realty Tbk (MDLN), PT Paninvest Tbk (PNIN), PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP), dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta menilai, masuknya saham-saham tersebut ke dalam Indeks FTSE Russel bisa menjadi angin segar. Sebab, indeks FTSE merupakan salah satu indeks yang menjadi perhatian investor.

Adapun emiten yang masuk ke dalam indeks tersebut yakni dengan mempertimbangkan faktor pergerakan dan likuiditas saham serta fundamental yang baik.

Baca juga: IHSG Ditutup Terkoreksi Tipis di Awal Pekan

Meski demikian, tetap saja investor akan mencermati aspek lain seperti adanya aksi korporasi emiten.

“Ketika sudah masuk (ke dalam indeks FTSE), nantinya investor akan melihat prospeknya seperti apa. Memang sentimen ke depan adalah emiten-emiten tersebut bisa terus mewujudkan kinerja yang optimal dan berkesinambungan,” kata Nafan kepada Kontan.co.id, Minggu (19/2).

Menurut Nafan, MDKA memiliki prospek yang cukup baik, salah satunya terkait sentimen resesi global yang bisa meningkatkan permintaan emas, seiring sifat emas sebagai safe haven.

“Untuk jangka panjang, prospek emas memang akan menjadi instrumen penting menghadapi global resesi,” kata dia.

Baca juga: Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 48

Sementara prospek nikel dan tembaga berkaitan dengan permintaan dari sektor baterai listrik dan kendaraan listrik.

Untuk GOTO, Nafan menilai emiten teknologi ini sedang berupaya meningkatkan aspek profitabilitas, tetapi memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Catatan Nafan, GOTO bisa memanfaatkan tingkat konsumsi domestik yang bisa menopang perekonomian.

Jika GOTO bisa memanfaatkan momentum pemulihan konsumsi domestik, tentunya berperan dalam meningkatkan gross merchandise value (GMV) dan gross transaction value (GTV) GOTO. Lebih lanjut, GOTO juga terus melakukan efisiensi bisnis untuk menciptakan profit. 

Tim riset Trimegah Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy saham GOTO namun dengan target harga yang lebih rendah, dari semula Rp 380 menjadi Rp 200.

Baca juga: Cara Nasabah Bumiputera Mendapatkan Pembayaran Klaim Manfaat yang Tertunda

Menurut Trimegah Sekuritas, masuknya GOTO ke dalam Indeks FTSE Indonesia dapat menjadi katalisator jangka pendek. Hanya saja, persaingan yang lebih ketat hingga pelemahan ekonomi menjadi risiko dari rekomendasi tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com