Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Industri Mamin Nasional Terbukti Tangguh, tapi Perlu Meningkatkan Upaya Transformasi Digital

Kompas.com - 20/02/2023, 17:07 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penduduk dunia diperkirakan akan mencapai 9,45 miliar jiwa pada 2045. Sekitar 319 juta jiwa di antaranya berasal dari Indonesia.

Dapat dibayangkan, setiap tahunnya jumlah penduduk dunia terus bertambah. Sementara itu, dunia juga tengah dihadapkan pada krisis pasokan bahan baku pangan akibat perubahan iklim.

Bisa dibilang, konsumen akan semakin kritis terhadap produk yang dikonsumsinya, baik dari sisi kualitas, nilai tambah yang ditawarkan, maupun dampak lingkungannya.

Oleh karena itu, produsen makanan dan minuman (mamin) membutuhkan teknologi yang dapat mengintegrasikan dan menyediakan visibilitas menyeluruh terhadap tiap siklus hidup sistem rantai pasok, mulai dari suplai bahan baku, proses produksi, pengemasan, distribusi, hingga sampai ke tangan konsumen.

Baca juga: Kurangi Konsumsi Listrik, Perusahaan Wajib Bangun Infrastruktur Green Data Center

Beruntungnya, industri mamin terbukti memiliki resistensi yang tinggi terhadap hantaman pandemi dan ketidakpastian global. Prestasi industri mamin nasional di pasar internasional pun semakin gemilang.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), ekspor makanan dan minuman, termasuk minyak sawit, mencapai 48,61 miliar dollar AS atau setara Rp 737 triliun pada Januari-Desember 2022.

Sementara, impornya sebesar 16,52 miliar dollar AS atau Rp 250 triliun pada periode yang sama.

Secara keseluruhan, industri mamin tumbuh 4,90 persen year-on-year (yoy) dan menjadi kontributor terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan non-migas pada 2022 sebesar 38,35 persen.

Baca juga: Integrasi Manajemen Energi dan Digital untuk Wujudkan Bangunan Menjadi Smart Building

Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika menyampaikan, pemerintah akan terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong daya saing industri mamin di tanah air, termasuk memastikan ketersediaan bahan baku industri untuk mendukung roda produksi.

Jaminan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian yang memastikan industri bisa memperoleh bahan baku melalui neraca komoditas.

“Dalam hal percepatan transformasi digital, kami menyediakan fasilitas yang mencakup pelaksanaan self-assessment Indonesia Industry (INDI) 4.0 Readiness Index dengan target 800 perusahaan pada 2022 dan 2023,” kata Putu dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat (17/2/2023).

Schneider Electric dan GAPMMI mengumumkan kerja samanya dalam pengembangan keahlian digital bagi sumber daya manusia di industri makanan dan minuman (mamin).DOK. SCHNEIDER ELECTRIC Schneider Electric dan GAPMMI mengumumkan kerja samanya dalam pengembangan keahlian digital bagi sumber daya manusia di industri makanan dan minuman (mamin).

Kontribusi swasta

Untuk mendorong daya saing industri mamin di kancah global, pemerintah tak bisa berjalan sendiri. Harus ada kolaborasi dengan pihak swasta untuk mempercepat target.

Guna mewujudkan hal tersebut, salah satu perusahaan yang fokus pada transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric, menggandeng Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) untuk mengembangkan keahlian digital sumber daya manusia (SDM) di industri mamin.

Kemitraan strategis itu mencakup pengembangan pendidikan, kurikulum pelatihan, program pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan konsultansi industry 4.0 readiness assessment untuk para anggota GAPMMI yang akan berlangsung selama tiga tahun ke depan hingga 2025.

Baca juga: Siapkan Generasi Muda Hadapi Era Electricity 4.0, Schneider Electric Selenggarakan Kompetisi

Selama tiga tahun kerja sama, Schneider Electric dan GAPMMI menargetkan dapat melatih tenaga profesional di bidang teknisi teknologi operasional dan tenaga teknologi informasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com